TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menutup operasional dua bandara terkait letusan Gunung Sangeang. Keduanya adalah Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya dan Bandara Eltari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. “Untuk alasan keamanan,” ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan, J.A. Barata ketika dihubungi, Sabtu, 31 Mei 2014.
Barata menjelaskan, kedua bandara terpaksa ditutup mengingat debu letusan gunung Sangeang masih berpotensi mengganggu penerbangan. Pergerakan debu hingga kini terus dipantau dan segera disebarluaskan kepada seluruh maskapai agar bisa dijadikan panduan. “Sejak kemarin sudah ada enam ashtam (peringatan untuk mewaspadai pergerakan debu--red),” kata dia. (Baca: 15 Ribu Warga di Sangeang Api Siap Mengungsi)
Baca Juga:
Akibat penutupan tersebut, sebanyak 15 jadwal penerbangan di Bandara Eltari terpaksa dibatalkan. Bahkan, sejumlah maskapai di bandara lain terpantau ikut membatalkan jadwal penerbangan seperti yang tampak di Bandara Ngurah Rai, Bali, dan Bandara Internasional Lombok. “Khususnya untuk rute yang melintasi sekitar Sumbawa,” ujarnya.(Baca: Gunung Sangeang Meletus, 14 Hilang, 3.000 Mengungsi)
Menurut Barata, rute penerbangan itu sebenarnya tidak relatif aman lantaran jauh dari jangkauan debu vulkanik. Namun para pemilik maskapai memilih untuk tidak menerbangkan pesawat mereka karena alasan keamanan. “Belum bisa diperkirakan berapa nilai kerugian akibat itu. Kami masih fokus untuk memberi panduan dan peringatan,” katanya. (Baca: Sangeang Meletus, Bandara Komodo Ditutup)
Letusan Gunung Sangerang terjadi kemarin sore. Gunung yang terletak di sebelah Timur pulau Sumbawa itu melontarkan debu vulkanik hingga ketinggian 3 kilometer. Tidak ada korban akibat letusan tersbut. Hanya saja, pergerakan debu ikut berdampak di lima kabupaten lain seperti Manggarai Barat, Manggarai, Sumba Timur, Sumba Tengah dan Sabu Raijua.
RIKY FERDIANTO
Terpopuler