TEMPO.CO, Tasikmalaya - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, memperketat pengawasan lalu lintas jemaah umrah. Pengetatan pengawasan ini dilakukan terkait adanya serangan penyakit MERS di Arab Saudi, sekaligus sebagai deteksi dini. (Baca juga: Wamenkes: Terduga MERS Mencapai 62 Orang)
"Untuk memudahkan pengawasan, kami gandeng Dinas Kesehatan Kota Tasik," kata Kepala Kantor Kemenag Kota Tasikmalaya, Ahmad Fathoni, Senin, 12 Mei 2014.
Menurut Ahmad, Kemenag terus mendata jemaah yang akan menunaikan ibadah atau yang pulang umrah dari tiap biro penyelenggara umrah. "Kami berharap tak ada warga Tasik yang menjadi suspect MERS," katanya.
Ahmad menjelaskan, meskipun ada ancaman penyebaran virus MERS di Arab Saudi, itu tidak menyurutkan minat warga Tasikmalaya untuk beribadah umrah. Data sementara dari sejumlah penyelenggara umrah, minat warga pergi umrah tetap tinggi. "Warga tampaknya tak khawatir dengan munculnya kasus MERS di Arab Saudi," ujarnya.
Di lain pihak, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tasikmalaya telah menyiapkan kamar isolasi khusus jika ada pasien yang diduga terserang MERS. Hal ini agar penanganan kasus tersebut dilakukan maksimal dengan tindakan tepat.
"Kami siapkan kamar isolasi terpisah dengan pasien lain guna menangani kemungkinan kasus tersebut," kata Direktur RSUD Kabupaten Tasikmalaya, Eli Hendalia.
Eli menjelaskan MERS adalah kelompk virus akut dan cepat penyebarannya. Sejumlah kasus ditemukan pada beberapa jemaah umrah yang pulang dari Arab Saudi. Selama ini penyakit bawaan dari Arab Saudi biasanya hanya demam dan batuk saja, tetapi pada kasus MERS disertai gejala sesak napas. "Hal ini yang membedakannya," ujar dia.
CANDRA NUGRAHA
Berita Terpopuler:
Banjir Protes, Menteri Kominfo Buka Blokir Vimeo
Peluang JK Tak Jelas, PPP Batal Dukung Jokowi
Ini Alasan Pemblokiran Vimeo