TEMPO.CO, Sorong - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh optimistis kurikulum baru 2013 dapat diimplementasikan pada tahun ajaran baru Juli 2014. Dia mengatakan buku-buku yang akan digunakan untuk kurikulum baru itu sudah siap.
"Kami sudah anggarkan dana on top untuk buku, total ada Rp 2,1 triliun," katanya setelah memberi pengarahan tentang kebijakan kurikulum di Hotel Membramo, Sorong, Papua, Jumat, 9 Mei 2014. Karena itu, dia meminta para guru, siswa, dan wali murid tidak gelisah meski nanti akan ada menteri baru, sesuai dengan perubahan susunan kabinet baru. (Baca juga: Begini Matematika Diajarkan di Kurikulum Baru)
Nuh menegaskan, anggaran ini terpisah dengan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang sudah diberi alokasi 5-10 persen untuk pembelian buku. Dia menuturkan dana tersebut diberikan langsung oleh Kementerian supaya dana BOS tidak sepenuhnya digunakan untuk membeli buku. "Agar tidak mengubah konstruksi awal," ujarnya.
Karena itu, dia mengimbau semua guru agar tidak memungut iuran dari siswa untuk pembelian buku. "Ini gratis, tidak boleh ada pungutan," ujar Nuh.
Untuk menghindari adanya pungutan, Nuh bersiasat: percetakan yang sudah mendapat tender pengadaan buku Kurikulum 2013 diminta mengirim buku langsung ke sekolah. Pengiriman itu didasarkan pada jumlah permintaan dari masing-masing kepala sekolah yang sebelumnya telah diajukan melalui website.
Kurikulum 2013 ini hanya akan menerapkan enam-tujuh mata pelajaran. Itu sebabnya hanya akan ada enam atau tujuh jenis buku yang akan digunakan dalam satu semester. Buku-buku yang siap dikirim pada pertengahan Juli 2014 itu telah dipesan Kementerian dengan harga Rp 8.000 untuk buku yang terdiri atas 112-an halaman dan Rp 18.000 untuk buku berisi 300-400-an halaman. (Baca juga: Wapres: Ada Masalah Penerapan Kurikulum Baru)
LINDA TRIANITA
Berita lain:
Cara Bupati Bogor Mengelak Disebut Terima Suap
Boediono Sebut Yang Mulia, JK: Saya Cukup Pak Hakim
Ini Dia Kesalahan Pertama Van Gaal kepada MU