TEMPO.CO, Yogyakarta - Seekor Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) siap dilepas ke alam bebas,setelah menjalani proses rehabilitasi selama dua tahun di Wildlife Rescue Centre (WRC) Jogja. Elang berjenis kelamin betina itu, akan dilepas di Petak 24 kawasan Suaka Margasatwa Sermo, Kulonprogo, 30 April 2014.
Sejumlah perlakukan khusus harus dijalani Elang Brontok, sebelum dilepas ke alam bebas. Persiapan awal yang sangat penting, pemasangan cincin registrasi di pergelangan kaki, serta pemasangan wing marker di sayap kanan.
Pemasangan cincin dan wing marker dilakukan di WRC Jogja, Selasa (22/4/2014), dan diawasi langsung oleh Pramana Yuda dari Indonesia Bird Banding Scheme. “Pemasangan cincin dan wing marker ini bertujuan untuk identifikasi individu. Gunanya adalah, selain untuk registrasi individu, juga untuk kajian populasi serta penelitian tentang persebaran satwa bersangkutan,” kata Pramana Yuda, yang juga dosen Fakultas Tekno Biologi Universitas Atmajaya Yogyakarta ini.
Selain cincin dan wing marker, seharusnya Elang Brontok itu juga harus dipasangi chip, keeping data elektronik yang dimasukkan di bawah kulit satwa. Namun pemasangan chip ini dibatalkan karena alasan kesehatan.
“Pemasangan chip ini harus dilakukan minimal satu minggu sebelum dilepas ke alam. Karena jadwal pelepasan tidak sampai satu minggu, maka pemasangan chip dibatalkan karena dikhawatirkan satwa yang bersangkutan justru akan stress. Bagaimanapun juga, individu satwa butuh waktu cukup untuk penyesuaian terhadap benda asing yang dimasukkan ke tubuhnya,” jelas Pramana Yuda.
Elang Brontok yang akan dilepas ke kawasan Suaka Margasatwa Sermo itu, hasil penyerahan masyarakat kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta. “Kami menitipkan satwa ini ke WRC untuk direhabilitasi, karena di tempat ini tersedia fasilitas dan tenaga ahli untuk merehabilitasi satwa yang dilindungi ini,” jelas Andi Chandra Irwanto, staf BKSDA Yogyakarta di WRC Jogja.
Usai pemasangan cincin dan wing marker, Elang Brontok dibawa Suaka Margasatwa Sermo untuk dimasukkan ke dalam kandang habituasi. “Ini dimaksudkan agar satwa tersebut bisa melakukan adaptasi lingkungan sebelum dilepas ke alam tanggal 30 April nanti,” jelas Andi Chandra Irwanto.
Bagi WRC Jogja, pelepasliaran satwa Elang Brontok ini adalah individu keempat yang dikembalikan ke alam bebas, setelah berhasil menjalani proses rehabilitasi. Maret 2012, dilepasliarkan satu ekor Elang Brontok dan satu ekor Elang Ular Bido di kawasan Suaka Margasatwa Sermo. Kemdian, Februari 2013, dilepasliarkan seekor Elang Jawa di Taman Nasional Gunung Merapi.
“Saat ini masih ada 20 ekor elang berbagai jenis yang sedang menjalani proses rehabilitasi di WRC Jogja. Lima ekor elang diantaranya sudah menjalani tahap akhir proses rehabilitasi dan nantinya siap dilepasliarkan. Mereka adalah satu ekor Elang Brontok fase medium dan empat ekor Elang Ular Bido,” kata humas WRC Jogja, Rosa Setiawati.
Selain 20 ekor Elang, lanjut Rosa, ada ratusan satwa berbagai jenis yang sedang menjalani proses rehabilitasi di WRC Jogja. Satwa-satwa tersebut merupakan satwa milik negara yang dititipkan di WRC Jogja untuk direhabilitasi dan diharapkan nantinya bisa dikembalikan ke habitat alaminya.
HERU CN