TEMPO.CO, Kupang - Komando Resor Militer (Korem) 161 Wirasakti Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan siap menanggung seluruh biaya yang dikeluarkan atas tewasnya Rosalina Neno, 16 tahun, siswa SMAN 1 Taibenu, Kabupaten Kupang, yang menjadi korban peluru nyasar TNI saat menggelar latihan di lapangan tembak di Nasipanaf pagi tadi.
"Kami siap bertanggung jawab dan menanggung seluruh biaya korban hingga pemakaman," kata Kepala Staf Korem 161 Wirasakti Kupang, Kolonel (Infanteri) Adrianus Suryo Agung Nugroho saat memberi keterangan pers kepada wartawan, Selasa malam, 4 Maret 2014.
Dia mengklaim telah mengimbau masyarakat agar tidak memasuki area lapangan tembak dalam radius 1 kilometer. Bahkan, TNI telah mendirikan bendera merah di beberapa sudut agar penduduk tidak memasuki area terlarang itu. "Kami sudah mengimbau warga sekitar lapangan tembak sejak Jumat lalu," kata Adrianus.
Karena itu, dia mengatakan Korem tidak akan bertanggung jawab secara hukum atas kasus itu karena kejadian ini dinilai sebagai musibah dan keluarga korban telah menerima kematian korban. "Kami sudah dekati keluarga, dan mereka menerima kematian korban," katanya.
Namun Adrianus masih meragukan kematian korban disebabkan oleh peluru anggota TNI yang sedang menggelar latihan di lapangan tembak milik Pangkalan Angkatan Udara El Tari Kupang itu. Ia masih menunggu hasil otopsi jenazah yang masih berlangsung hingga saat ini. "Kami masih menunggu hasil otopsi dan operasi pengangkatan proyektil itu. Apakah benar, proyektilnya milik anggota TNI," ujarnya.
Saat latihan berlangsung, kata Adrianus, anggota TNI menggunakan senjata FN 46 dengan jenis peluru kaliber 95 milimeter. Dengan senjata itu, kata dia, jarak tembak yang efektif hanya sejauh 25 meter, sementara Rosalina berada sekitar 300 meter dari lokasi latihan. "Kami belum bisa pastikan, apakah proyektil di tubuh korban adalah milik TNI," katanya.
Akibat penembakan ini, Korem 161 Wirasakti Kupang untuk sementara menghentikan latihan menembak di lokasi itu. Alasannya, TNI hendak memperbaiki tanggul areal menembak yang dianggap sudah tidak memadai. "Kami hentikan latihan hingga lapangan tembak itu diperbaiki," ucap Adrianus.
YOHANES SEO
Bunuh Diri Bersama, Sang Ibu Kirim SMS ke Tuhan
Calon Hakim Konstitusi Dikuliahi Pakar Tata Negara
Aksi Danang Sutowijoyo Bunuh Anak Kucing Berujung Polisi