TEMPO.CO , Kudus: Banjir yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah hampir dua pekan, diperkirakan menimbulkan kerugian mencapai Rp 500 miliar. "Ini bencana terbesar di Kudus sejak Indonesia merdeka," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daearah Kudus, Junaidi kepada Tempo, Jumat, 31 Januari 2014.
Badan Penanggulangan Bencana Daearah Kudus mencatat, 10 rumah hilang tertimbun longsor, 115 rumah rusak terendam banjir, 11 jembatan ambrol, serta sembilan ruas jalan rusak parah. Banjir juga mengakibatkan tanggul dan talud di empat sungai jebol, yakni di sungai Piji, Dawe, Logung dan Gelis.
Tercatat pula 13 orang meninggal karena longsor, dua orang meninggal karena banjir, satu orang hanyut belum diketemukan.
Beberapa fasilitas umum juga mengalami kerusakan, yakni 119 sekolah (TK-SMA), terminal bus dan terminal kargo.
Hingga Jumat sore, banjir mulai surut. Namun hujan masih kerap mengguyur, meski intensitasnya tak sederas pada beberapa hari sebelumnya. Kondisi ini mengakibatkan warga masih dihantui banjir besar. "Kami melarang pengusi pulang hingga dua hari ke depan," ujar Junaidi. Sebanyak 10.215 warga masih mengungsi di 53 tempat pengungsian.
Sementara itu sudah tiga hari ini, jalur Pantura yang menghubungkan Surabaya-Semarang, tepatnya di depan terminal bus Kudus yang sebelumnya ditutup, sudah dibuka kembali dengan sistem buka-tutup. Dibukanya jalur yang terendam sepekan lebih dengan ketinggian sepinggang orang dewasa ini setelah dilakulkan pengurugan dengan batu kris sebanya 1.400 dum truk.
SOHIRIN
Berita terpopuler
KPK Tangkap Buron Anggoro 'Cicak-Buaya'?
Jadi Saksi, Akil Mochtar Gertak Pengacara
Aib Dibuka Mantan Kawan, Farhat Abbas Membalas
Farhat Abbas Minta Nia Mengingat Jasanya