TEMPO.CO, Malang - Tujuh hari menjelang tahun baru Imlek, umat Konghucu Malang menggelar upacara ritual keagamaan Sang Sien di Klengteng Eng An Kiong, Sabtu, 25 Januari 2014.
"Ibadah Sang Sien merupakan ibadah mengantarkan dewa ke langit," kata Rohaniawan di Yayasan Tri Dharma Eng An Kiong, Bonsu Anton Triono, Sabtu.
Upacara itu sebagai bentuk pelepasan para dewa menghadap Tuhan sebelum tutup tahun. Para dewa dipercaya melaporkan perilaku manusia tiga hari sebelum Imlek. Setelah itu para dewa akan kembali ke bumi untuk mendampingi umat manusia.
Sementara pada Imlek tahun 2.565 menurut penanggalan Cina merupakan tahun kuda kayu. Menurut Anton, tahun kuda manusia harus lebih mawas diri. Karena kuda merupakan perlambang hewan yang bisa dilatih sedangkan kayu merupakan benda yang berguna.
Selain itu, umat diminta untuk saling berbagi dalam perayaan Imlek. Selama ibadah Sang Sien, aroma harum dupa tercium hingga halaman Klenteng Eng An Kiong yang beralamat di Jalan Raya Martadinata nomor 1 Kota Malang. Puluhan orang memenuhi ruang persembahyangan, sambil membakar dupa. Mereka bersujud di depan rupang atau patung dewa.
Ritual dilakukan di altar utama Klenteng dipimpin seorang rohaniawan. Sejumlah umat memegang dupa, memanjatkan doa. Upacara ini, katanya, dilakukan sebelum menyucikan patung atau rupang dewa. Ritual menyucikan rupang atau patung dewa merupakan tradisi etnis Tionghoa untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 10 Februari mendatang.
Membersihkan rupang dan rumah ibadah, katanya, dilakukan agar ibadah dan perayaan Imlek berjalan khusyuk. Lilin berwarna merah, berukuran raksasa bertebaran di sekitar klenteng. Pembersihan tempat ibadah merupakan simbol penyucian diri umat Konghucu. penyucian ini dilakukan saat penghuni rupang sedang naik ke surga dan berharap dewa akan memberikan keberuntungan jika rupang tersebut disucikan.
Seperti yang dilakukan Supriyaji. Ia tengah sibuk membersihkan hio lu atau bokor dupa. Sebelum prosesi sembahyang tahun baru Imlek seluruh rupang dan perlengkapan menjadi bersih mengkilap. Membersihkan bokor dan rupang dilakukan setahun dua kali. "Biasanya menjelang ulang tahun kelenteng dan menyambut tahun baru Imlek," katanya.
EKO WIDIANTO
Berita lain:
Korban Pencabulan Kenal Petugas Transjakarta
Snowden: Kembali ke Amerika Solusi Terbaik
Jokowi Blusukan Dibuntuti TV Prancis
Harta Setya Novanto, Sang Tuan Tanah
Wawancara Dave Morin: Bakrie Tak Memiliki Path