Dia mengatakan, arak Tuban kualitas nomor satu dengan kadar 45 persen, tanpa campuran pun rasanya sudah enak. Sebab, ada sari tape dari ketan hitam dan putih yang membuat aroma menjadi nikmat. "Yang saya temukan di Mojokerto itu, sudah bercampur bahan lain," kata dia. Padahal, Sis menjamin, arak Tuban tidak dicampur bahan lain. Takarannya pun sudah pas.
Arak Tuban yang dikemas di botol ukuran satu liter, juga tidak dilabeli merek. Jadi hanya berupa botol telanjang tanpa tulisan dan terlihat cairan warna putih miripi air mineral. Tetapi, itulah yang kemudian jadi ciri-ciri arak Tuban. "Jadi, merek dagangnya, ya hanya menyebut, arak Tuban saja," kata Pak Sis.
Satuan Polisi Pamongpraja Tuban dan Kepolisian Resort menyebutkan, peredaran arak di kabupaten ini, hampir merata di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Tak hanya itu, arak Tuban beredar di sejumlah kota di Jawa Tengah, seperti Cepu, Blora, Purwodadi dan Rembang. Peredarannya, tentu saja bersifat ilegal dan dilakukan oleh orang-orang yang telah bertahun-tahun berkecimpung di pembuatan arak.
"Peredarannya sampai di mana-mana," kata Kepala Satuan Polisi Pamongpraja Tuban, Hery Muharwanto pada Tempo, kemarin. (Baca:Operasi Miras Bikin Pedagang Arak Tuban Tiarap)
Tetapi, terkait peredaran arak di Mojokerto, dia menyebut, perlu dilakukan pengecekan. Sebab, setelah dilakukan operasi pembersihan arak Tuban, di sejumlah desa di Kecamatan Semanding, diketahui, arak Tuban beredar di pelbagai tempat. Dengan produksi sekitar 61 ribu liter perhari atau lebih dari enam ton, arak Tuban tergolong besar. "Jadi, produksinya memang tinggi," kata dia.
SUJATMIKO