TEMPO.CO, Kupang - Merpati Nusantara Airlines merugi Rp 44 juta saat Bandara Turelelo, Ngada, Nusa Tenggara Timur, ditutup oleh Bupati Marianus Sae. "Kami merugi Rp 44 juta dengan penutupan bandara itu," kata Kepala Merpati cabang Kupang, Djribrael de Hock, kepada Tempo, Senin, 23 Desember 2013.
Menurut dia, ongkos operasional sekali penerbangan ke Turelelo menghabiskan biaya sebesar Rp 22 juta dengan satu jam perjalanan ke Bandara Turelelo. "Itu biaya operasionalnya. Jika dikalikan dua, maka totalnya Rp 44 juta," katanya.
Biaya operasional yang dikeluarkan antara lain untuk ban, bahan bakar dan teknisi. Djribrael mengatakan, biaya operasi yang dikeluarkan Merpati untuk sekali penerbangan ke Turelelo itu baru beban teknis. "Secara teknis operasional seperti itu," katanya.
Bupati Marianus Sae menutup Bandara Turelelo Soa pada Sabtu, 21 Desember 2013 (lihat: Dalih Bupati Ngada Tutup Bandara: Saya Dipermainkan). Penyebabnya, ia tidak mendapat tiket pesawat Merpati dari Kupang ke daerah itu. Akibat penutupan Bandara Turelelo, pesawat Merpati kembali ke Bandara El Tari Kupang. Pesawat rute Kupang-Turolelo, Ngada, untuk hari itu penuh.
Namun, perusahaan mengusahakan satu kursi untuk Bupati. Saat itu perusahaan sudah mengkonfirmasi keberangkatan Bupati, tapi hingga waktu pemberangkatan Bupati tidak datang, sehingga pesawat tetap diberangkatkan. Saat hendak mendarat di Turolelo, ada pergerakan orang di bawah dan pilot diminta untuk kembali karena bandara ditutup.
YOHANES SEO
Berita Lain:
Atut Wajib Nyapu dan Ngepel di Pondok Bambu
PGI Nilai Yudhoyono Melanggar Konstitusi
Soal Wagub DKI, Tri Risma: Mendampingi Siapa?
Tanpa Jokowi, Ical Kalahkan Prabowo
Banjir Purworejo Lumpuhkan Jalur Selatan Jawa Tengah
Diduga Langgar Tarif, Ini Kata Garuda Indonesia