TEMPO.CO, Surabaya - Tanah longsor kembali melanda kawasan Gunung Bromo di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Senin, 16 Desember 2013. Terdapat empat titik longsor yang menutup akses menuju kawasan wisata Gunung Bromo ini.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaluddin mengatakan, tanah longsor terjadi setelah hujan lebat mengguyur kawasan Bromo sejak Ahad kemarin, 15 Desember 2013. "Longsor terjadi di sekitar jurang Jontro, Desa Wonokerto, tepatnya sebelum dan sesudah jembatan," kata Digdoyo. Akibatnya, separuh badan jalan akses menuju kawasan Bromo di desa ini tertimbun longsoran. "Lalu lintas macet sekitar dua jam," katanya.
Baca Juga:
Namun saat ini, kata Digdoyo, jalan sudah bisa dilewati kendati hanya satu arah. "Kendaraan roda empat bergantian yang melewati titik longsor. Biasanya masih bisa bersalipan," katanya. Digdoyo mengatakan buldoser untuk membersihkan longsoran tanah sudah didatangkan sejak kemarin. Jika hujan masih terus mengguyur hingga beberapa hari mendatang, Digdoyo khawatir bakal terjadi longsor susulan.
Kendati demikian, kata dia, perjalanan menujun ke kawasan Bromo masih relatif aman. "Tapi pengendara kendaraan tetap harus waspada ketika hujan turun. Lebih baik berhenti dulu," katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, ada sejumlah titik longsor di sepanjang akses menuju kawasan Gunung Bromo, mulai Kecamatan Sukapura hingga Ngadisari. Sejumlah titik tersebut antara lain di Jurang Jontro, Lembah Kasih, Lembah Wilis, dan Jurang Perahu.
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Wilayah I, Sarmin, mengatakan akses jalan menuju Bromo memiliki medan bertebing-tebing. "Tanahnya labil sehingga mudah longsor ketika terkena hujan," katanya. Karena itu, dia meminta agar pengunjung waspada ketika melewati jalan tersebut.
Hujan diperkirakan masih terus akan mengguyur wilayah Provinsi Jawa Timur. Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Jawa Timur, Bambang Setiajid, mengatakan kondisi ini akan ditandai oleh angin kencang dan gelombang besar.
DAVID PRIYASIDHARTA