TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Bogor berjanji tak akan mengistimewakan vila milik sejumlah jenderal di hulu Sungai Ciliwung yang bermasalah. Namun, pembongkaran dilakukan secara bertahap dan sesuai prosedur.
"Kami tidak pandang bulu. Kalau melanggar, ditindak. Buktinya, Satpol PP sudah berhasil membongkar bangunan liar milik seorang pejabat," kata Bupati Bogor Rachmat Yasin kepada Tempo di Cibinong, Senin, 9 Desember 2013.
Sejumlah vila milik jenderal di hulu Sungai Ciliwung hingga saat ini masih belum tersentuh penertiban. Padahal, vila-vila mewah ini berdiri di atas daerah resapan air. Sejumlah pemilik vila tersebut itu antara lain mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Wiranto, mantan Gubernur Jakarta Sutiyoso, mantan Menteri Kehakiman Oetojo Oesman, mantan Panglima Kodam Jaya Letnan Jenderal Purnawirawan Djadja Suparman, Haris Sudarno, H.B.L. Mantiri, mantan Menteri Sekretaris Negara (almarhum) Moerdiono, mantan Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo, pengusaha King Juwono, Moetojib, dan Suryadi.
Menurut Rachmat, eksekusi bangunan liar ini tidak mudah dan sederhana. Benturan dengan masyarakat setempat yang menghendaki vila tetap berdiri kerap menjadi penghambat penertiban. Dengan begitu, pembongkaran bangunan liar tetap membutuhkan waktu dan strategi. "Kami tidak mau ada bentrokan fisik dengan masyarakat. Meski bertahap, pembongkaran terus berjalan," dia menjelaskan. "Kalau tahun sekarang tidak selesai, akan dilanjutkan tahun 2014."
Selama ini, Bupati menceritakan, Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman masih terus bekerja melakukan pendataan dan mengirim surat peringatan kepada seluruh pemilik bangunan tak berizin di Puncak. Isi surat tersebut meminta agar pemilik bangunan membongkar sendiri bangunannya. Setelah tiga kali surat dan tak ada tanggapan, lanjutnya, Pemkab Bogor pasti akan melakukan bongkar paksa."Membongkar itu ada prosedurnya. Bukan berarti dibiarkan."
Khusus vila milik para jenderal di Blok Citamiang, Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturachman memastikan tidak akan membiarkannya terus berdiri tegak di atas lahan milik negara. Bahkan, para pemilik tidak mempermasalahkan jika ada pembongkaran. "Enggak masalah, hanya tunggu giliran saja," kata politikus PDI Perjuangan ini.
ARIHTA U. SURBAKTI
Berita Terpopuler:
Artijo, Hakim 'Killer' di Mata Koruptor
Tabrakan Kereta Ulujami Mirip Tragedi Bintaro
Ini Koleksi Vila Para Jenderal di Citamiang
Kerusuhan Pecah di Little India Singapura
Tabrakan Kereta Bintaro, Sopir Tangki Maksa Melintas?
Kronologi Kerusuhan di Little India, Singapura