TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, mengakui keinginannya maju sebagai calon presiden adalah kewajiban dirinya sebagai warga negara. Menurut dia, setiap warga negara yang sehat, berpendidikan, dan mampu secara finansial, wajib menawarkan diri jadi pemimpin.
"Saya merasa wajib menawarkan diri di hadapan rakyat," kata Prabowo ketika ditemui di Universitas Indonesia, Salemba, Rabu, 27 November 2013. Tapi, soal terpilih tidaknya, kata Prabowo, terserah pada negara, rakyat, dan Tuhan. Kalau dipilih rakyat, dia berjanji memberikan yang terbaik buat Indonesia. Tapi, bila rakyat menolak, Prabowo akan minggir.
Menurut dia, sistem kepemimpinan di Indonesia adalah dipilih dan memilih. Jika orang baik tak mengajukan diri, Prabowo khawatir Indonesia bakal dipimpin orang-orang yang rakus dan mementingkan diri sendiri.
Prabowo mengatakan saat ini dirinya rutin berkunjung ke daerah untuk menyampaikan visi dan misinya. Mantan Danjen Kopassus ini meminta rakyat yang menilai layak atau tidaknya dia menjadi presiden. Di sisi lain, Partai Gerindra juga tengah bekerja keras agar memperoleh 20 persen suara pada pemilihan legislatif sehingga bisa mengusung Prabowo.
Soal elektabilitasnya di sejumlah survei yang dinilai masih kalah dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Prabowo berkomentar pendek, "Kata siapa elektabilitas saya lebih rendah?"
SUNDARI
Topik Terhangat:
Penyadapan Australia | Dokter Mogok | Penerobos Busway | Jokowi Nyapres | Gunung Meletus
Berita Terpopuler:
Ditantang Ruhut, Jokowi: Kalau Cebur Kali, Ayo
Inilah Alasan Hakim MA Menghukum dr Ayu
Ditolak Nur Mahmudi, Ini Kata Jokowi
Malpraktek atau Tidak dr Ayu? Lihat Empat Poin Ini
Popularitas Jokowi Melejit, LSI: Masyarakat Aneh