Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Presiden Tunjuk Kepala Badan Pengelola REDD+  

image-gnews
isa penebangan pohon setelah terjadi perambahan di kawasan hutan lindung Barisan I, Aia Dingin Batu Gadang, Padang, Sumbar, Minggu (13/1). ANTARA/Iggoy el Fitra
isa penebangan pohon setelah terjadi perambahan di kawasan hutan lindung Barisan I, Aia Dingin Batu Gadang, Padang, Sumbar, Minggu (13/1). ANTARA/Iggoy el Fitra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menunjuk Kepala Badan Pengelola Penurunan Gas Rumah Kaca dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut (Reduction Emissions from Deforestation and Forest Degradation atau REDD+). Informasi ini disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, Agus Purnomo, pada acara lokakarya yang diadakan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Jakarta, Selasa, 26 November 2013.

Menurut Agus, dua pekan lalu Presiden memanggil Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto dan menyampaikan penunjukan itu. Namun hingga hari ini, ujar Pungki, --panggilan akrab Agus Purnomo– dia belum mengetahui keputusan Presiden ihwal sosok kepala badan tersebut.  

Siapakah figur itu? “Yang jelas bukan saya,” kata Pungki yang masih menjabat Kepala Sekretariat Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Nama Pungki memang banyak disebut-sebut, sejak Presiden Yudhoyono pada 31 Agustus 2013 menandatangani Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2013 tentang Badan Pengelola REDD+.  Badan ini menggantikan Satuan Tugas Kelembagaan REDD+, lembaga ad hoc yang diketuai Kuntoro Mangkusubroto.

Tugas lembaga baru ini membantu Presiden melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, perencanaan, fasilitasi, pengelolaan, pemantauan, pengawasan, serta pengendalian REDD+ di Indonesia. Kepala Badan Pengelola REDD+ memiliki fasilitas setara menteri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dia memiliki empat deputi yang selevel dengan pejabat struktural eselon Ia.

Apakah kepala badan itu Heru Prasetyo? “Wah, saya tidak berani menyebut, tunggu pekan depan saja,” kata Agus Purnomo kepada Tempo seusai lokakarya. Saat ini Heru menjabat Deputi 1 UKP4 dan berstatus mantan Sekretaris Satgas REDD+.  Heru merupakan teman Kuntoro semenjak kuliah di ITB pada 1970-an.

Pada 2002, Heru menjadi Country Managing Director PT Accenture, perusahaan global konsultan manajemen, layanan teknologi, dan outsourcing. Ketika Kuntoro menjadi Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias, Heru ditarik menjadi salah satu deputinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pungki menilai Heru yang lulusan Master of Business Management dari Asian Institute of Management merupakan sosok yang pas. Alasannya, Heru ikut membidani kelahiran Badan Pengelola REDD+. Di dalam tim Pak Kuntoro, katanya, Heru lah yang paling tahu tentang REDD+.  

Dalam paparannya di lokakarya AMAN, Pungki  mengaku khawatir dengan masa depan kebijakan menghadapi perubahan iklim. Menurut dia, selama ini beleid tersebut banyak bertumpu pada sosok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Misalnya, komitmen Presiden Yudhoyono dalamSidang G-20 tahun 2009 di Pittsburgh tentang komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020 dari tingkat emisi BAU (business as usual). Ada pula instruksi Presiden tentang gas-gas rumah kaca atau strategi nasional REDD+ dan aturan lainnya.

Jika presiden hasil pemilihan umum tahun depan tidak memiliki kemauan politik terhadap isu perubahan iklim, ujar Pungki, bubar semua upaya selama ini, termasuk keberadaan Badan Pengelola REDD+.  Dia merujuk pada pergantian pemerintahan di Australia, di mana Perdana Menteri Tony Abbott menghapuskan pajak karbon dan mengurangi komitmen terhadap mitigasi perubahan iklim.  

UNTUNG WIDYANTO 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

7 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

7 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

7 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

12 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

18 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

22 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

25 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

31 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

37 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.