TEMPO.CO, Bandung - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi terlambat datang satu jam lebih ke acara kuliah umum tentang pemerintahan di aula Universitas Padjadjaran, Bandung, Rabu, 20 November 2013. Ia beralasan sopirnya salah keluar pintu tol, dan terjebak macet di Bandung.
Dari situ ia mulai melucu bak pelawak stand-up comedy di hadapan 500-600 mahasiswa. Menurut Jokowi, ia harusnya masuk ke Bandung dari pintu tol keluar Pasteur. Tapi, sopirnya bablas hingga akhirnya keluar di pintu Pasir Koja dan terjebak macet.
Jokowi bilang, ia sengaja tak memakai petugas pengawalan seperti di Jakarta, apalagi saat menjabat Wali Kota Solo dia tidak senang dikawal.
Ceritanya berpindah ke pengalamannya mengerjai seorang petugas voorijder. "Saya berbelok, dia jadi nyariin, gubernurnya mana," kata Jokowi yang disambut tawa mahasiswa.
Kisahnya menyambung ke cerita tentang pengawal pribadinya yang sering dianggap sebagai Wali Kota Solo karena badannya lebih berisi daripada dia. Kemudian, soal ajudannya sekarang yang dipilih dari 10 orang calon. Ia hanya memilih seorang yang dinilainya rajin, berkepribadian bagus, dan pintar.
Lalu Jokowi memanggil sebuah nama. Tiba-tiba, dari arah belakang seseorang meloncat dan berteriak nyaring. "Siap," kata ajudan itu sambil berjalan menghampiri bosnya.
Ruang aula seketika bergemuruh oleh tawa. Jokowi berencana mengobral ajudannya itu supaya mendapat jodoh, namun urung setelah ingat anak buahnya tersebut sudah punya pacar. "Pacar kamu mahasiswa Unpad juga kan, ada di sini enggak," tanya Jokowi.
Ajudan itu, Pradista Machdala Putra, 23 tahun, hanya tersenyum. Alumnus IPDN 2012 asal Jakarta itu sudah setahun menjadi ajudan Jokowi. Setelah kembali ke belakang, ia ditemani pacarnya yang memakai jilbab biru. "Dia masih kuliah tingkat akhir di Jurusan Manajemen Unpad, Bang" ujarnya kepada Tempo.
Jokowi mencairkan suasana kuliah umum itu sekitar 10 menit. "Cerita terus nanti kayak stand-up comedy," ujarnya. Selanjutnya, ia memaparkan program kerja sambil menampilkan foto-foto kondisi dan masalah Ibu Kota, mulai kampung kumuh yang tersebar di 360 lokasi, pembersihan jalan dari pedagang kaki lima, banjir, hingga sistem transportasi masal.
Beres mengikuti kuliah, puluhan mahasiswa merangsek hingga pelataran parkir. Mereka meminta foto bersama Jokowi sehingga menyulitkan pewarta yang juga berebut mewawancarainya.
ANWAR SISWADI