TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Jenderal Sutarman, calon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terpilih, diduga pernah bertemu "Bu Pur", perempuan yang banyak disebut dalam perkara korupsi Hambalang. Pertemuan itu terjadi pada 2010 ketika Sutarman menjabat Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Majalah Tempo edisi pekan ini melaporkan Sutarman menyediakan ruang kerjanya dalam pertemuan yang dihadiri Bu Pur, Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olah Raga Deddy Kusdinar, dan pengusaha Widodo Wisnu Sajoko pada sekitar Oktober 2010. Pertemuan ini, menurut sejumlah sumber, membahas dugaan korupsi proyek buku di Kementerian Olahraga yang sedang diusut Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Dalam laporan utama berjudul "Kepala Polri Selera Istana", majalah Tempo mengutip dokumen pemeriksaan sejumlah tersangka dan saksi kasus korupsi proyek pusat olahraga Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Keterangan tentang pertemuan ini ditanyakan ketika para pemeriksa memperdalam informasi soal "Bu Pur."
Widodo, menurut seorang saksi, mengenalkan Deddy kepada seorang perempuan bernama Sylvia Soleha atau lebih populer sebagai Bu Pur. “Dia disebut sebagai orang dekat Istana,” kata seorang saksi yang mengetahui pertemuan ini. Kepada Bu Pur dan tuan rumah, Widodo mengenalkan Deddy sebagai “pemilik proyek Hambalang”, yaitu proyek pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Olahraga di Bukit Hambalang, Bogor. Ketika itu, Deddy memang mendapat tugas sebagai pejabat pembuat komitmen proyek senilai Rp 2,57 triliun ini.
Sutarman mengakui pernah bertemu Bu Pur di Surabaya. Namun, ia menyanggah pernah menerimanya di ruang kerja Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya. Dalam jawaban tertulis atas pertanyaan Tempo, Sylvia Soleha juga mengatakan hal serupa. "Tidak ada," ia menulis.
Sejumlah saksi menyatakan, Bu Pur banyak berperan dalam mengubah sistem penganggaran proyek Hambalang menjadi tahun jamak. Ia juga banyak menemui pejabat beberapa kementerian dan diduga memperoleh imbalan proyek pengadaan di sport centre Hambalang. Dari penelusuran Tempo, Bu Pur adalah istri Purnomo D. Rahardjo, lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia angkatan 1973-–seangkatan dengan Yudhoyono.
Purnomo, menurut sejumlah informasi, banyak membantu keluarga Yudhoyono. Para koleganya mengetahui dia sebagai “kepala urusan rumah tangga” kediaman Yudhoyono di Cikeas, Bogor. Purnomo dan istrinya disebut-sebut mengatur berbagai keperluan sehari-hari keluarga Yudhoyono. “Dari urusan dapur sampai mengatur taman,” kata seorang koleganya.
Bu Pur pun sering tampil ke permukaan. Ia terlihat beberapa kali berada dalam rombongan Ibu Negara, Ani Yudhoyono, ketika menghadiri sejumlah kegiatan. Di antaranya pada peringatan Hari Olahraga Nasional di Gedung Tenis Indoor Senayan, Gelora Bung Karno, pada September 2010.
Perempuan ini berbeda dengan Bunda Putri, yang banyak disebut dalam sidang suap impor sapi--diskusi di media sosial sering menyamakan kedua perempuan ini. Meski begitu, Bunda Putri, nama aslinya Non Saputri, diduga juga banyak bergaul dalam lingkaran Cikeas.
BS
Topik terhangat:
Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Foto Bunda Putri | Dinasti Banten
Berita terkait:
Sutarman Tak Diusulkan Atasan Jadi Kapolri
Sutarman Bantah Lobi Istana
Berita lainnya:
Perbedaan Cina dan China Versi Remy Sylado
Banyak Kebakaran, Jokowi: Memang yang Bakar Saya?
Ical Anggap Dinasti Atut Baik dan Untungkan Partai
Ketika Ariel-Luna Maya 'Dipertemukan' di Panggung
Hendak Laporkan Korupsi Lebak, Aktivis Dirampok