TEMPO.CO, Kupang - Warga Dusun Sunsea, Desa Nelu, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis, 17 Oktober 2013, saling serang dengan warga Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan Kota, Distrik Oekusi, Republik Demokratik Timor Leste. Penyebabnya adalah sengketa lahan di perbatasan kedua negara.
"Pertikaian antar warga di perbatasan negara itu dipicu oleh pembangunan jalan oleh pemerintah Timor Leste di wilayah zona bebas," kata Wakil Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Kapten Abdul Samad kepada Tempo.
Menurut Samad, lahan di batas kedua negara yang terletak di Desa Nelu masih diklaim oleh warga di kedua negara yang masih berkeluarga itu sebagai milik mereka. Pembangunan jalan yang menuju ke Desa Nelu dihadang oleh warga karena telah memasuki wilayah Indonesia sejauh 500 meter.
Bahkan, melewati pekuburan warga Desa Nelu, sempat terjadi ketegangan. Untungnya ketegangan itu bisa diredam. ”Memang sempat terjadi ketegangan, tapi tidak sampai bentrok,” ujar Samad.
Ia menuturkan, aparat Satgas Pamtas telah diterjunkan ke lokasi kejadian untuk menjaga agar tidak terjadi bentrokan. "Anggota saya sudah mengamankan lakasi,” ucap dia. Anggota Satgas Pamtas juga melakukan sosialisasi kepada warga agar tidak terpancing emosi yang bisa berbuntut bentrokan. "Serahkan masalah ini kepada negara untuk diselesaikan."
YOHANES SEO