Dari 10 PSK yang "disuguhkan" kepada Tempo, mayoritas berusia di bawah 30 tahun. Hanya 1 PSK yang berusia 37 tahun. Para pekerja seks itu berasal dari berbagai daerah. Sebanyak 5 PSK asal Indramayu, 2 PSK asal Bandung, 2 PSK asal Malang, dan 1 PSK asal Samarinda.
Melihat Tempo, sebagian PSK tersimpul malu, tapi ada juga yang langsung bersuara lantang menjelaskan kehidupan di lokalisasi. PSK yang sedikit vokal ini adalah Yuli, 37, asal Kabupaten Malang. Merasa paling senior dari sisi usia, Yuli mendapat julukan "bunda" di wisma tersebut. "Saya berada di sini karena enggak ada kerjaan lain. Saya dulu pedagang hasil bumi di kampung halaman," kata Yuli.
Selain sebagai tulang punggung keluarga, PSK di wisma tersebut umumnya berpendidikan lulusan sekolah dasar atau minimal pernah mengenyam SD. Yuni mengatakan, menjadi PSK adalah pekerjaan paling berat kendati mudah mendulang rupiah. Berat, karena menyangkut mental dan moral. Ia cemas bila profesinya diketahui oleh tetangga desa atau keluarganya sendiri.
Pekerjaan PSK tidak butuh keahlian khusus. Cukup siap mental dan siap melayani tamu sebaik-baiknya. PSK lainnya, Yanti, menuturkan profesinya tidak menawarkan kenikmatan seks sama sekali. Ia setiap hari harus melayani 4-5 tamu pria hidung belang. Dalam pikiran Yanti kala bersetubuh, yang menggelanyut dalam otaknya hanya duit dan duit. Ia sama sekali tidak merasakan kenikmatan orgasme, meski tamunya memiliki fisik sempurna.
Disinggung rencana Pemkot Surabaya bakal menggusur semua lokalisasi di Surabaya, mereka keberatan. Alasanya, mereka tidak memiliki keahlian dan modal usaha. Uang kompensasi Rp 5 juta dinilai tidak cukup untuk membuka usaha. Yuli mengaku Pemkot Surabaya pernah memberikan pelatihan menjahit dan merias, namun hingga kini tak ada kemajuan. Para PSK masih nyaman dengan profesinya.
Sementara ini, 10 PSK di Wisma Putri Kuning 2 mengaku masih nyaman dengan profesinya. Hanya bermodal tubuh, pundi-pundi rupiah direguk. "Mereka itu kalau diberi uang, malah kabur dan pindah tempat mangkal. Soal modal ini harus menyesuakan kebutuhan PSK. Dia mau jadi apa dan butuh berapa duit," kata Suheri. Selengkapnya, baca Edisi Khusus Dolly.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita terkait
Mantan Muncikari Naik Haji
PSK di Dolly Mengaku Tidak Suka Pria Perkasa
Semalam, Satu PSK Dolly Layani 10 Tamu
Prostitusi di Dolly, Siapa Yang Diuntungkan?