Seorang pengurus RW 7, Kelurahan Putat Jaya, mengungkapkan, ketika Tante Dolly meninggal, jenazahnya tak dimakamkan di Surabaya. Dolly diduga menghabiskan masa tuanya di Malang. Di sanalah jenazah Dolly diduga dimakamkan.
Dalam buku yang ditulis oleh Tjahjo Purnomo dan Ashadi Siregar berjudul Dolly: Membedah Dunia Pelacuran Surabaya, Kasus Kompleks Pelacuran Dolly, diungkapkan pula asal muasal adanya Gang Dolly. Tulisan dalam buku itu menyebutkan, kawasan Dolly merupakan makam Tionghoa, meliputi wilayah Girilaya, berbatasan dengan makam Islam di Putat Gede.
Pada tahun 1966, bangunan makam di kawasan itu dihancurkan oleh para pendatang. Orang Tionghoa dilarang memakamkan jenazah baru di tempat tersebut. Setahun kemudian, datanglah seorang pelacur yang bernama Dolly Khavit.
Ia kemudian menikah dengan pelaut Belanda, pendiri rumah pelacuran pertama di jalan yang sekarang bernama Kupang Gunung Timur I. Wisma miliknya antara lain bernama T, Sul, NM, dan MR. Tiga di antara empat wisma itu kini disewakan kepada orang lain. (Baca lengkap: Edisi Khusus Dolly)
ARIEF RIZQI HIDAYAT
Topik Terhangat
Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | APEC | Info Haji | Pembunuhan Holly Angela
Berita Terkait
Lamar ABG, Pengusaha Ini Malah Dipolisikan
SBY Janji Ungkap Identitas Bunda Putri
Akil Mochtar Bantah Gunakan Perusahaan Istri
Bela Wawan, Buyung Utang Budi pada Airin