TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert angkat bicara soal kelompok separatis Indonesia yang berdiam di Negeri Kincir Angin tersebut. Pernyataan ini menanggapi pertanyaan wartawan yang menemui Plasschaert dalam jumpa pers yang digelar di sela kunjungannya ke Kementerian Pertahanan Indonesia, Rabu, 9 Oktober 2013.
Dia hanya mengatakan bahwa pemerintah Belanda menghargai kedaulatan Indonesia. "Saya sudah yakinkan ini kepada Menteri Pertahanan Indonesia," kata Plasschaert.
Pemerintah Belanda, dia melanjutkan, bukan hanya menghargai kedaulatan pemerintah Indonesia, namun juga kedaulatan wilayah Indonesia. Sayangnya Plasschaert tak mau memberikan tanggapan lain. "Menurut saya pernyataan itu sudah jelas. Tak perlu dipertanyakan lagi."
Kelompok separatis Indonesia yakni Republik Maluku Selatan membentuk pemerintahan darurat di Belanda. Pada 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan kunjungan kenegaraannya ke Negeri Kincir Angin. Alasannya, ada aktivis RMS yang menuntut Presiden Yudhoyono diadili oleh pengadilan setempat atas tuduhan pelanggaran HAM saat penumpasan RMS.
Dalam kunjungannya hari ini, Plasschaert dan Purnomo Yusgiantoro mengaku membicarakan banyak isu seperti masalah global, regional, hingga bilateral. Keduanya pun sepakat akan meningkatkan kerja sama pertahanan seperti alat utama sistem persenjataan hingga pendidikan kemiliteran.
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler
Jawara, Ulama, dan Golkar dalam Dinasti Ratu Atut
Mercedes Rp 2 Miliar Akil Diatasnamakan Sopirnya
Jadi Ketua MK, Akil Beli Mercy dan Toyota Crown
Adik Atut Pernah Diincar KPK pada 2007
Sidang Disiarkan Live, Majelis Kehormatan MK Marah
Biaya Akomodasi Airin Sekolah di Harvard