Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sikap Pasrah Ibu Hasan, Tersangka Pengebom Kuningan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Surabaya:Siti Muthmainah, 60 tahun, ibunda Hasan, tersangka kasus bom di depan Kedubes Australia Kuningan menyatakan pasrah terhadap nasib anaknya. Ia meminta polisi melakukan proses hukum terhadap anaknya untuk membuktikan apakah anaknya benar-benar pelaku bom tersebut atau bukan. Ditemui Tempo di rumahnya, Banyuurip Kidul, Sawahan, Surabaya, Jawa Timur Kamis (25/11) siang, Siti yang biasa dipanggil Ibu Nur, tidak banyak mengetahui kegiatan anaknya itu. "Hasan kan sudah berumah tangga sendiri. Dia sudah tidak lagi tinggal serumah dengan saya. Jadi saya tidak banyak tahu kegiatannya,"katanya.Meski begitu, ia mengakui keberhasilan polisi menangkap Hasan seolah mengakhiri kegundahan atas nasib anaknya. Maklum, sejak polisi mendatangi rumahnya tidak lama setelah bom Kuningan meledak, nasib Hasan masih menjadi teka-teki.Apalagi, pada malam setelah peristiwa bom Kuningan 9 September lalu, polisi sempat mengambil sampel DNA Siti untuk dicocokkan dengan sampel DNA pelaku bom bunuh diri di depan Kedubes Negeri Kanguru tersebut. "Setidaknya saya sudah lega Mas bahwa anak saya masih hidup. Perkara apakah anak saya terlibat atau akan terkena hukuman berapa tahun, saya serahkan semuanya ke polisi,"katanya.Selama menjadi buron polisi, Hasan tidak pernah sekali pun pulang ke rumah atau sekadar telepon. Bahkan, Hasan juga tidak bermaaf-maafan dengan ibunya di Hari Raya Idul Fitri kemarin, walau sekadar lewat telepon. Praktis, sejak dua bulan sebelum kasus bom Kuningan hingga kini tertangkap, Hasan tidak menjalin kontak dengan keluarganya.Siti juga mengaku tidak lagi mengetahui keberadaan istri Hasan, Rubini, beserta tiga anaknya. Anak ketiga Hasan diperkirakan lahir ketika polisi gencar memburunya. Siti sendiri sempat bertemu dengan Rubini ketika kehamilan anak ketiganya masih berusia muda. "Sejak itu, saya tidak tahu lagi di mana. Dia juga tidak pernah telepon,"kata Siti.Ibu Nur baru mengetahui tertangkapnya Hasan melalui pesawat televisi ketika polisi secara resmi mengumumkan tertangkapnya empat tersangka bom Kuningan, Senin (22/5) lalu. "Saya belum mendapat surat pemberitahuan dari polisi tentang tertangkapnya Hasan,"katanya. Meski, menurut polisi, Hasan dan tiga rekannya Anshori, Apuy dan Rois tertangkap sejak 5 November lalu.Hasan yang nama lengkapnya Mohammad Hasan, lahir di Surabaya, Jawa Timur, tahun 1971, anak kedua dari lima bersaudara putra pasangan Nur Shodiq (almarhum) dan Siti Muthmainah. Anak pertama pasangan ini bernama Nurkholis yang kini tinggal di Bekasi.Sementara, anak ketiga bernama Farida, yang kini tinggal serumah dengan Siti Muthmainah. Anak keempat bernama Syamsul tinggal di Surabaya bekerja serabutan. Sementara, anak kelima, Aris, adalah seorang guru yang kini tinggal di Lampung.Ayah Hasan, Shodiq, dulu adalah pegawai Dinas Pertanian Jawa Timur. Sebelum meninggal, Shodiq sempat terkena stroke dan berbaring lemas selama tujuh tahun. Siti, sehari-hari adalah ibu rumah tangga.Hasan, menurut Syamsul, sang adik, adalah Kepala Cabang PT (Persero) Pertani di Blitar. Sebelumnya, Kepala Cabang PT Pertani di Tulungagung. Hasan memulai karir bekerja di PT Pertani Surabaya, kemudian pindah ke Jombang dan Kediri.Hasan adalah lulusan dari Universitas 45 Surabaya. Pendidikan menengah ditempuh di MAN (Madrasah Aliyah Negeri) di Surabaya. Menikah dengan perempuan asal Kraksaan, Probolinggo yang bernama Rubini 7 tahun lalu.Istri Hasan sehari-hari berpenampilan mengenakan jubah panjang dan bercadar. Selama Hasan belum menjadi buronan polisi, untuk membantu penghasilan sang suami, Rubini menerima pesanan jahitan dari teman dan tetangga kiri-kanannya.Dalam sehari-hari, Hasan berpenampilan biasa saja. Hanya saja, sebagian tetangga mengatakan Hasan memang sedikit tertutup. "Dia biasa pakai kaos dan celana biasa. Memang, dia kurang grapyak (suka bergaul) dengan tetangganya. Untuk bertegur sapa, orang lain harus yang memulainya,"kata Suyono, Ketua RW 9 Banyuurip yang bertempat tinggal hanya sekitar 50 meter saja dari rumah ibunda Hasan. Sunudyantoro
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Salah Abdelsalam. Foto : Wikipedia
Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup


Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Sketsa seniman pengadilan Prancis Elisabeth de Pourquery yang menunjukkan Salah Abdeslam, salah satu tersangka kelompok yang diduga melakukan serangan Paris November 2015, dipajang di atas meja selama wawancara dengan Reuters di rumahnya di dekat Paris, Prancis, 27 September. 2021. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang


Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Polisi Prancis dengan perisai pelindung berjalan di antrean dekat gedung konser Bataclan menyusul penembakan fatal di Paris, Prancis, 14 November 2015. Orang-orang bersenjata dan pengebom menyerang restoran, bar, dan gedung konser yang ramai di lokasi sekitar Paris pada Jumat malam, menewaskan puluhan orang dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Prancis sebagai serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya. [REUTERS/Christian Hartmann/File Foto]
Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.


Direktur Utama Maskapai Batik Air Achmad Luthfie Meninggal

24 Januari 2021

Ilustrasi tokoh meninggal. Pixabay
Direktur Utama Maskapai Batik Air Achmad Luthfie Meninggal

Bergabung dengen Grup Lion Air pada 2000, Achmad Luthfie menjabat sebagai Direktur Utama Batik Air sejak 2013.


Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

20 Juni 2017

Sebuah mobil menabrak van polisi di Avenue des Champs-lysees di Paris. REUTERS
Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

Teror Paris kembali terjadi ketika pengemudi mobil sedan meledakkan diri saat berusaha menabrak iringan mobil polisi.


Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

Pelaku penyerang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan: Ini untuk Suriah


Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

Teror terjadi di Paris. Seorang pria menyerang polisi di depan Katedral Notre Dame, Paris.


Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

12 Oktober 2016

Peringatan yang dikeluarkan polisi Prancis lewat twitter tentang Salah Abdeslam, tersangka pelaku teror di Paris, pada November 2016. Salah Abdeslam ditangkap polisi antiteror Belgia, pada 18 maret 2016. REUTERS/POLICE NATIONALE
Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

Pengacara sempat memprotes kamera pengawas di sel Abdeslam.


Korban Bom Peringati 12 Tahun Tragedi Kuningan  

10 September 2016

Polisi Federal Australia memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) lokasi ledakan bom di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia Jl. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, 10 September 2004. Ledakan yang terjadi sehari sebelumnya menewaskan 9 orang. Dok. TEMPO/Arie Basuki
Korban Bom Peringati 12 Tahun Tragedi Kuningan  

Peringatan bom Kuningan ini bertujuan mengingatkan bahwa aksi terorisme sangat berbahaya.


Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

1 Agustus 2016

Pastor Abbe Jacques Hamel (kiri). Gereja Gambetta di Saint-Etienne-du-Rouvray. mirror.co.uk
Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam
pembunuhan terhadap seorang pastor di sebuah gereja di Normandia.