TEMPO.CO, Surakarta - Pengelola Museum Radya Pustaka Solo terpaksa menutup layanan untuk kunjungan wisatawan hingga akhir tahun ini. Mereka harus mengemas semua koleksinya lantaran bangunan kuno tersebut akan direnovasi.
Wakil Ketua Komite Radyapustaka, Sunjoto, mengatakan renovasi diperkirakan baru selesai pada Desember mendatang. "Renovasi ini merupakan pekerjaan yang sangat rumit," katanya saat menggelar kenduri di Radya Pustaka, Rabu, 4 September 2013.
Menurut dia, museum tertua di Indonesia itu menyimpan ribuan benda kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi. "Koleksi yang dipajang harus diturunkan dulu untuk disimpan," katanya. Proses penyimpanan itu memakan waktu lebih lama dibanding renovasi gedungnya.
Mereka harus mencatat dan menginventarisasi secara detail barang-barang yang akan dikeluarkan dari museum selama renovasi berlangsung. Semua proses pemindahan tiap koleksi juga harus didokumentasi melalui foto.
"Barang-barang yang akan dipindah usianya juga sangat tua dan rapuh," katanya. Mereka harus sangat berhati-hati agar barang koleksinya tidak rusak saat diangkat dan dipindahkan.
Belum lagi, museum tersebut juga menyimpan sejumlah benda pusaka, termasuk keris. Pihaknya harus menggelar ritual khusus sebelum memindahkan benda-benda tersebut. "Perlakuan terhadap benda pusaka dan tosan aji memang tidak bisa sembarangan," katanya.
Rencananya, mereka juga akan menggudangkan untuk sementara buku-buku dan kitab kuno yang ada di ruang perpustakaan. Akibatnya, mereka juga harus menutup layanan untuk mahasiswa dan peneliti yang selama ini biasa memenuhi ruang perpustakaan.
Kepala Dinas Tata Ruang Kota Surakarta, Endah Sitaresmi, mengatakan mereka mendapatkan anggaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk renovasi tersebut. "Total anggarannya mencapai Rp 2,3 miliar," katanya.
Sebagian anggaran akan digunakan untuk merenovasi museum dan penataan interior serta mendesain ulang pemajangan koleksi. Sebagian lagi digunakan untuk menata kawasan di sekitar museum, termasuk membangun kantor Komite Museum.
Renovasi bangunan tersebut juga akan melibatkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah. Sebab, bangunan yang berada di kompleks Sriwedari tersebut masuk dalam kategori bangunan cagar budaya.
Museum tersebut dibangun pada masa Paku Buwana IX di tahun 1890. Ribuan benda kuno tersimpan dalam museum tersebut, seperti arca, gamelan, senjata pusaka, wayang, hingga ribuan buku serta naskah kuno.
AHMAD RAFIQ
Topik terhangat:
Delay Lion AirJalan SoehartoSiapa SengmanPolwan JelitaLurah Lenteng Agung
Berita lain:
10 Transfer Murah Berkualitas di Inggris
Khedira: Madrid Gagalkan Transfer Saya ke MU
Ramos dan Arbeloa Kecewa Madrid Jual Ozil
Coret Niang dari Liga Champions, Milan Minta Maaf
Bierhoff: Ozil Akan Sukses di Arsenal