TEMPO.CO, Jakarta--- Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang juga politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pramono Anung, mengatakan minimnya sosialisasi oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Jawa Timur menjadi salah satu faktor kekalahan pasangan calon gubernur Bambang DH dan Said Abdullah.
Menurut Pramono, minimnya sosialisasi membuat jumlah golput meningkat. "Seolah disenyapkan, padahal banyak kantong suara PDIP disana," kata Pramono usai menghadiri diskusi di kantor Perhimpunan Gerakan Keadilan Tebet Sabtu, 31 Agustus 2013.
Kekalahan dari calon kami menjadi introspeksi PDIP jatim
Walaupun begitu, Pramono menilai kekalahan PDIP juga dikarenakan karena tingkat elektabilitas calon yang rendah. Menurut dia calon yang mereka usung hanya memiliki tingkat elektabilitas awal sebesar 3,8 persen.
Hal tersebut kata Pramono akan menjadi evaluasi internal partai. Meskipun kalah, namun dia menilai secara keseluruhan mesin partainya di Jawa Timur sudah berjalan dengan baik. "Kami masih menunggu pengumuman resmi dari KPU Jawa Timur, sembari menginventarisasi kemungkinan kecurangan."
Calon yang diusung PDIP, Bambang DH dan Said Abdullah gagal memenangi pemilihan gubernur Jawa Timur yang dilangsungkan Kamis, 29 Agustus 2013 lalu. Dari empat pasang calon, pasangan tersebut hanya menempati urutan ketiga.
Hasil hitung cepat pemilihan gubernur-wakil gubernur Jawa Timur versi Lingkaran Survei Indonesia , Kamis, 29 Agustus 2013 merilis kemenangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) dengan 47,91 persen. Disusul dengan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumawiredja dengan 37,76 persen.
Sedangkan pasangan Eggi Sudjana-M Sihat hanya 2,38 persen dan Bambang DH-Said Abdullah dengan 11,95 persen.
FAIZ NASHRILLAH
Terhangat:
EDSUS Polwan Jelita | Rupiah Loyo | Konvensi Demokrat | Suap SKK Migas
Berita populer:
Anggota FBR Ditembak Pria Tidak Dikenal
Sekjen ESDM Dicegah, KPK Serius Usut Jero Wacik
Jokowi: Lurah Susan Tak akan Dipindahkan
Agnes Monica: Indonesia Enggak Primitif