TEMPO.CO, Jakarta - Teka-teki siapa pelaku, dalang dan motif pembunuhan sadis yang menimpa Fransisca Yofie di kawasan Cipedes Bandung, Senin 5 Agustus 2013 kini menjadi pekerjaan berat Polrestabes Bandung. Polisi bekerja keras menghimpun segenap bukti dari mobil Sisca Yofie, area gerbang rumah kos hingga hasil otopsi.
"Dan kami saat ini masih mengumpulkan alat bukti tersebut dari dua TKP. Untuk selanjutnya kami analisis,"kataKepala Satreskrim Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu kepata Tempo, Rabu 7 Agustus 2013.
Menurut Wisnu, ada dua tempat kejadian perkara. " TKP pertama adalah area gerbang rumah kos dia dan sekitarnya. TKP kedua lokasi penemuan tubuh korban (dan sekitar),"kata dia menjelaskan.
Dari kedua TKP, Wisnu mengklaim, jajarannya sejauh ini sudah menemukan alat bukti dan petunjuk penting untuk memburu dua pelaku pembunuhan Sisca.
Dari area gerbang rumah tinggal korban di Jalan Setra Indah Utara misalnya, polisi menemukan mobil korban, telefon genggam, dan lainnya. Sedangkan dari Jalan Cipedes Tengah yakni lokasi penemuan tubuh korban dan sekitarnya, polisi sudah menghimpun bukti dan petunjuk berupa data jejak, tubuh dan pakaian korban. Juga dua rekaman CCTV saat para pelaku menyeret Sisca Yofie dengan motor. (baca:CCTV Rekam Sisca Yofie Dijambak dan Diseret)
Polisi juga menelusuri jejak komunikasi Sisca Yofie terakhir. Dari bangkai ponsel yang rusak, sejumlah data percakapan disedot. (baca:Ponsel Sisca Yofie Hancur Terlindas Mobil)
Beragam jejak lain, termasuk media sosial facebook dan twitter juga dilacak. Ada dua akun mirip nama korban yaitu Franceisca Yofie dan Franceisca Sisca Yofie. Akun Franceisca Sisca Yofie tercatat bergabung dengan Facebook pada 16 Februari 2009. Adapun satunya lagi tidak memiliki keterangan kapan bergabung.
Memiliki kemiripan nama, namun yang menandakan pemiliknya adalah satu orang adalah foto peti mati berwarna putih dengan karangan bunga di atasnya. Foto peti mati itu diambil dengan sudut pengambilan gambar yang berbeda. Namun banyak foto tulisan, berisi makian.
Salah satunya yang diunggah pada 29 April 2013 berbunyi, "Di hari kepulangan ibuku menghadap yang mahakuasa, si anjing biadab datang menabur bunga di makam ibuku yang pernah diseretnya ke kantor polisi!!!!! Tradisi etnis kami, tak seorangpun diperkenankan menghadap atau menabur bunga ke makam orang tsb bila orang itu pernah menaruh luka sakit di hatinya! Karena akan mengeluarkan bau bangkai dirumah, dan akan mendatangkan petaka pada yang ditinggalkannya. Pantas bau bangkai dirumah tercium menyengat! Dendamku tak akan kuhapus sampai ke liang lahatku!!!!"
Atau pada 30 April 2013. Bunyinya, "Kurang Ajar! Selagi hidupnyapun pernah mengusirmu dan tidak melihatmu! Bahkan dua pekan seb 2 minggu sebelum kepulangannya mencurahkan rasa sakit hatinya padamu dan berpesan untuk tidak didatangi makamnya oleh bangsat seperti kau!!! Sekarang lancang berani-beraninya menghadap ke makamnya.!!
Reserse kriminal Kepolisian Bandung tengah mengkaji akun itu. "Memang belum tentu berkaitan dengan kasusnya. Tapi paling tidak memang bisa jadi bahan pertanyaan kepada saksi,"ujar Wisnu.
Wisnu enggan berandai-andai soal pihak sasaran rasa antipasti Sisca. "Ya nggak tahu. Itu nanti kan nanti jadi bahan untuk ditanyakan kepada saksi dari pihak keluarga misalnya, atau yang lainnya yang pernah dekat dengan korban,"kata dia.(Baca:Polisi Periksa Keluarga Dekat Sisca Yofie)
ERICK P. HARDI