TEMPO.CO , Jakarta: Aktivis dari Koalisi Pendidikan Jimmy Paat menyatakan pemerintah mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan mengabaikan pelaksana utama kurikulum tersebut, yaitu guru. Meskipun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah melakukan pelatihan, menurut Jimmy, pelatihan yang hanya lima hari sangat tidak cukup.
Ditambah lagi dengan kurangnya pengetahuan guru yang dilatih. Membuat pelatihan tersebut tidak maksimal diterima guru. "Saya bukan mau menyalahkan guru, guru di sini hanya korban," kata Jimmy saat dihubungi, Minggu, 21 Juli 2013.
Dengan kurangnya pelatihan guru ini, Jimmy memperkirakan pelaksanaan kurikulum baru ini akan bermasalah. Karena, pelaksana kunci dalam kurikulum baru ini adalah para guru. Jimmy menilai pemerintah gagal mengidentifikasi masalah yang dihadapi guru selama ini. Menurut Jimmy, kementerian memukul rata kualitas guru yang ada. Padahal kualitas guru di setiap daerah berbeda-beda.
Jimmy mengimbau pemerintah untuk terus memperkuat guru. Pelatihan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Jangan hanya metode ceramah dan teori. Meskipun dalam pelatihan lima hari ada unsure praktek, Jimmy menilai praktek tersebut tidak akan maksimal diserap oleh para guru. "Manajemen waktunya enggak akan cukup," kata dia.
Satu minggu lalu di 6.326 sekolah bukan hanya tahun ajarannya yang baru, tetapi juga kurikulumnya. Kurikulum yang disebut sebagai Kurikulum 2013 ini, diterapkan di kelas I, IV, VII dan X. Untuk menerapkan kurikulum ini, kementerian menganggarkan Rp 829 miliar.
Di luar jumlah itu, sekitar dua ribu sekolah, mengajukan diri untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 tahun ini. Mereka harus mengajukan diri karena tidak termasuk dalam daftar sekolah sasaran yang ditetapkan pemerintah.
TRI ARTINING PUTRI
Terhangat:
Bentrok FPI | Bisnis Yusuf Mansyur | Aksi Liverpool di GBK
Terpopuler:
Pedagang Tenabang: Ahok Jangan Terlalu Kejamlah!
FPI Merasa Dikesankan Jadi Musuh Warga
'Perang Badar' KPK di Kasus Hambalang
DPR: Polisi Jangan Jadi Beking FPI