TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pelaksana Bina Marga Wilayah Sumatera Kementerian Pekerjaan Umum, Subagjo, mengatakan perbaikan jalan yang terkena gempa di Aceh masih berlangsung. Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 3,6 miliar untuk proyek tersebut.
"Dana tersebut di ambil dari anggaran cadangan darurat Kementerian Pekerjaan Umum," kata dia di kantor Kementerian, Kamis 11 Juli 2013. Dana tersebut, kata Subagjo, sebagian besar digunakan untuk memperbaiki ruas jalan Bireun-Takengon. Kerusakan yang cukup parah terjadi di di kilometer 60-95.
Jika dibandingkan dengan perbaikan jalan biasa, proyek di Aceh bakal menelan dana lebih besar. Subagjo mengatakan, perbaikan jalan biasa membutuhkan dana Rp 40 juta per kilometer. Sedangkan proyek perbaikan jalan pasca-gempa di Aceh membutuhkan anggaran lebih besar karena kerusakan yang cukup parah. "Kemungkinan anggaran yang dianggarkan tidak cukup," ujarnya.
Tanggap darurat infrastruktur di Aceh dimulai sejak 3 Juli-17 Juli 2013. Pemerintah mengalokasikan dana Rp 1 triliun untuk perbaikan infrastruktiur yang rusak karena gempa.
Musibah gempa di Aceh terjadi pada Selasa, 2 Juli 2013 pukul 14.37 WIB. Data Badan Meteorologi dan Geofisika Banda Aceh menyebutkan gempa 6,2 Skala Richter terjadi di 4.70 Lintang Utara dan 96.61 Bujur Timur, 35 kilometer barat daya Kabupaten Bener Meriah atau 280 kilometer dari Banda Aceh. Kedalaman gempa mencapai 10 kilometer.
Hingga Ahad 7 Juli 2013, korban jiwa akibat gempa ini mencapai 40 orang. Sedangkan 63 orang luka berat dan masih dirawat di rumah sakit serta 2.362 orang menjalani rawat jalan. Jumlah rumah yang rusak mencapai 15.919 unit dan 22.125 orang terpaksa mengungsi.
ERWAN HERNAWAN
Berita Terpopuler:
Reporter Mesir Rekam Sniper yang Menembak Dirinya
Detik-detik Penembakan Dramatis Fotografer Mesir
Snowden Dapat Suaka dari Venezuela
Ditemukan Sphinx Firaun di Israel
Inilah Pesawat Teraman dan Paling Bahaya di Dunia