TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar TNI Angkatan Darat membantah telah terjadi upaya penekanan terhadap jurnalis yang meliput persidangan kasus Cebongan di Pengadilan Militer Yogyakarta. "Tidak benar itu saya sudah cek," kata Kepala Dinas Penerangan Mabes AD, Brigadir Jenderal Rukman Ahmad saat dihubungi Tempo, Rabu, 10 Juli 2013.
Sebelumnya, jurnalis Kompas dan Tribun Yogyakarta dikabarkan mendapat tekanan dari pengacara terdakwa kasus Cebongan. Jurnalis kedua media itu mengaku mendapat tanggapan dari ketua tim pengacara, Kolonel Rochmad, yang tidak senang atas pemberitaan mereka yang menyudutkan terdakwa. Bahkan Koordinator Masyarakat Pemantau Media (MPM) Lucas Ispandriarno, mendapat ancaman serius kala memandu acara di sebuah stasiun radio.
Brigadir Jenderal Rukman Ahmad menyebut telah menghubungi Kolonel Rochmad untuk meminta konfirmasi. Rukman menyebut Rochmad memang menghubungi jurnalis Kompas, namun tidak melakukan intimidasi.
Rochmad, kata Rukman, justru balik menuding jurnalis Kompas yang keliru menulis berita. Bahkan dari harian Kompas sudah mengakui kesalahan pemberitaan. "Walhasil harian Kompas telah meralat berita keesokan harinya."
Sedang mengenai tekanan yang diterima jurnalis Tribun Yogyakarta melalui telepon atas nama Heru, anggota tim kuasa hukum terdakwa Cebongan, Rukman juga membantah. Saat dikonfirmasi Rukman, Rochmad mengaku tak ada tim pengacara bernama Heru.
Begitu pula jawaban Rukman mengenai ancaman pembunuhan yang diterima Koordinator Masyarakat Pemantau Media (MPM) Lucas Ispandriarno. Rukman menyebut pelaku intimidasi itu bukan dari TNI.
"Kalau ada mungkin oknum, itu pun harus dibuktikan," kata dia. "Tapi kalau pun ada (anggota TNI AD) yang terlibat itu salah, kami tidak mentolerir."
INDRA WIJAYA
Topik Terhangat:
Karya Penemu Muda| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh
Terpopuler:
5 Manfaat Berciuman bagi Kesehatan
Korupsi Simulator, KPK Periksa Lagi Jenderal Nanan
Demi Kebersihan, Kini Ada Urinoir dengan Wastafel
Ini Alasan Kuba Terima Permintaan Suaka Snowden
Pemain Muslim Mengubah Liga Inggris
Simulator SIM, Ini Pertanyaan KPK untuk Nanan