TEMPO.CO, Jayapura - Aparat Kepolisian Daerah Papua menggelar olah tempat kejadian perkara kasus penembakan yang menewaskan Komandan Pos Satuan Tugas Bantuan Distrik Illu Letnan Dua Infanteri I Wayan Sukarta dan seorang warga sipil bernama Tomo di Distrik Illu, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Penembakan terjadi pada Selasa 25 Juni 2013.
"Kita sudah serahkan kepada Polres Puncak Jaya untuk olah TKP hari ini, hasilnya belum saya peroleh. Pelaku diduga kelompok yang sering mengacau di Puncak Jaya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar Polisi I Gede Sumerta Jaya, Rabu 26 Juni 2013.
Gede mengakui bahwa mengejar pelaku penembakan bukan perkara mudah. Sebab kelompok yang diduga bagian dari Organisasi Papua Merdeka itu relatif menguasai medan dan sangat lihai. "Kita berlakukan sama seperti kasus-kasus sebelumnya, yaitu olah TKP dan memeriksa saksi-saksi," kata dia.
Motif penembakan, kata I Gede, adalah kriminal murni. Untuk membantu olah TKP, Polda Papua akan mengirim tim khusus ke Puncak Jaya. "Ada tim, ya segera diberangkatkan. Tapi tidak ada penambahan pasukan di sana," kata Gede.
Pelaku penyerangan berjumlah kurang lebih tujuh orang. Mereka menembak menggunakan senjata laras panjang. Setelah melakukan aksinya, pelaku langsung kabur. Persitiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIT.
Kejadian itu berawal ketika Wayan bersama Pratu Suprioto alias Supiyoko, Prada Andi dan seorang warga bernama Tomo alias Tono, menumpang mobil Ford Ranger yang dikemudikan Tomo menuju daerah Kebun Anggur di Kampung Jigonikme, Distrik Illu sekitar pukul 09.00 WIT. Mereka silaturahmi dengan kepala kampung disana.
Pada pukul 14.00 WIT, setelah dari Jigonikme, ketiga prajurit, Tomo dan seorang rekannya yang dibawa dari Jigonikme kembali ke Distrik Illu. Sampai di tikungan jembatan beton, jalan trans Kabupaten Puncak Jaya dan Tolikara, kurang lebih delapan Kilometer dari Illu, tiba-tiba mereka dihadang kelompok bersenjata dan sempat terjadi kontak tembak.
Saat itu Suprioto dan Andi yang panik langsung menghubungi Pos Illu untuk meminta bantuan. Mereka lari bersembunyi di hutan sekitar untuk menyelamatkan diri. Pada pukul 14.00 WIT bantuan datang, namun Wayan dan Tomo sudah meninggal dunia. Adapun rekan Tomo yang belum diketahui identitasnya tak diketahui keberadaannya.
Wayan, lulusan sekolah Perwira Bandung 2011, tewas dengan luka tembak di bagian kepala, tulang kering sebelah kanan, luka bacok pada bahu kanan, luka bacok pada paha kanan dan irisan pada pipi kiri. Sedangkan Tomo, warga dari suku Bugis, meninggal dengan luka bacok pada kepala bagian belakang dan punggung. Pelaku juga merampas pistol FN milik korban dan membakar mobil Ford dengan nomor polisi DS 8832 KA.
Juru Bicara Komando Daerah Militer XVII Letnan Kolonel Infanteri Jansen Simanjuntak membantah Wayan anggota Komando Pasukan Khusus. "Di Illu tidak ada Kopassus, yang ada hanya anggota Yonif 753 Nabire. Memang ada beberapa mantan anggota Kopasus yang dipindahkan ke Yonif tersebut," kata Jansen.
JERRY OMONA
Terhangat:
Ridwan Kamil| Razia Bobotoh Persib| Puncak HUT Jakarta| Penyaluran BLSM| Ribut Kabut Asap
Baca Juga:
McDonalds Telah Menghapus Menu Makanan Halal
PKS: Dakwaan Luthfi Aneh dan Lucu
Mabes: Dua Polisi Tertangkap Bawa Rp 200 Juta
Ahok Kecewa dengan PKL
Mahdiana Kenalkan Djoko Susilo sebagai Andika
Polisi Tetapkan 9 Tersangka Pembakar Hutan
Laga Persib Vs Persija Bakal Dilarang di Jakarta