TEMPO.CO, Yogyakarta - Lamaran GRA Nurabra Juwita, puteri keempat Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X berlangsung tertutup. Awak media dilarang meliput prosesi lamaran karena permintaan pasangan. Pasangan dan kerabat keraton di akhir prosesi lamaran menggelar jumpa pers.
Angger Pribadi Prabowo, calon suami GRA Nurabra Juwita tiba beserta keluarga tiba di Keraton Kilen pada pukul 10.00. Mereka bertemu dengan keluarga inti Sultan dalam prosesi lamaran, yang berlangsung sekitar satu setengah jam. Adik tiri Sultan, Gusti Bendara Pangeran Haryo Prabukusumo dan Gusti Kanjeng Ratu Bendara atau Jeng Reni menemani pasangan saat jumpa pers.
Gusti Bendara Pangeran Haryo Prabukusumo mengatakan prosesi lamaran diawali dengan kedatangan calon besan atau keluarga calon suami. Keluarga calon suami kemudian menyampaikan maksud kedatangan. “Mereka nyaosi (memberikan) surat lamaran langsung kepada Sultan. Surat itu akan segera kami jawab,” kata dia di Keraton Kilen, Kamis 20 Juni 2013.
Gusti Kanjeng Ratu Bendara atau Jeng Reni menyebutkan surat lamaran tidak langsung dijawab karena mengikuti adat keraton. Dengan begitu, keluarga keraton belum menentukan tanggal pernikahan kakaknya. “Tunggu surat dijawab dulu,” kata dia.
Angger Pribadi Prabowo mengatakan pertama kali bertemu GRA Nurabra Juwita atau Abra dalam pertemuan alumnus SMA Negeri 3 Yogyakarta. Abra adik kelas Angger dan umurnya terpaut 10 tahun. “Kebetulan ibu saya berteman dengan ibunya jeng Abra,” katanya.
Angger kini bekerja sebagai staf Biro Manajemen Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia kini tinggal di New York. Angger putra Kolonel Kavelari (Purnawirawan) Sigim Mahmud. Putra pertama dari tiga bersaudara ini lahir di Kudus, Jawa Tengah. Keluarganya tinggal di perumahan tentara, Demak Ijo, Yogyakarta pada 1992. Angger mengaku dekat dengan keluarga Abra. “Saya kenal dengan Reni selama 12 tahun,” katanya.
Angger dan Abra mulai berkenalan dekat di New York pada 2012. Pada waktu itu, Abra sedang mengikuti pelatihan. Ia kuliah di Jurusan Ekonomi Pembangunan sebuah universitas di Washington, Amerika Serikat. Sedangkan, Abra kuliah di New Jersey. Abra waktu itu diantar kerabat keraton. “Waktu itu saya dititipi kanjeng ratu. Saya disuruh jemput Abra untuk berangkat ke sekolah,” katanya.
SHINTA MAHARANI
Terhangat:
HUT Jakarta | Ribut Kabut Asap | Koalisi dan PKS | Demo BBM
Baca juga:
Ini Bukti SMS Kasus Cebongan Terencana
Cara Jokowi-Ahok Taklukkan Wakil Rakyat
Ini Masukan Radja Nainggolan untuk Timnas U-23
Perkosa 11 Gadis, Politikus Dieksekusi di Cina