TEMPO.CO, Banyuwangi - Puluhan buruh di Banyuwangi, Jawa Timur, melampiaskan kemarahannya dengan meludahi pagar gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat. Sebab, pada saat melakukan demonstrasi memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, Rabu, 1 Mei 2013, sebagian besar wakil rakyat yang akan diajak berdialog justru ke Bali untuk kunjungan kerja, yang kerap dipelesetkan sebagai acara ngelecer.
Saat itu hanya terdapat lima anggota Dewan. Salah seorang di antaranya, Sukirman, dari Komisi Keuangan. Dia mengatakan, yang ke Bali dari Komisi Hukum dan Komisi Perekonomian. "Mereka mempelajari masalah pengelolaan pariwisata di Denpasar dan Tabanan," kata Sukirman.
Sukirman berjanji akan meminta Pemerintah Kabupaten Banyuwangi agar mendesak perusahaan melaksanakan upah minimum kabupaten (UMK) 2013 senilai Rp 1.086.400.
Dalam aksinya, buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional serta didampingi puluhan mahasiswa menolak upah murah. Menurut koordinator aksi Geger Slamet, seluruh perusahaan di Banyuwangi belum menerapkan UMK 2013. Pemerintah Banyuwangi pun memberikan contoh buruk dengan menggaji tenaga kontrak di bawah UMK. "Pemerintah saja tidak melaksanakan UMK, apalagi perusahaan swasta," ujar Geger.
Berbagai tuntutan lainnya juga disampaikan, seperti penghapusan status pekerja kontrak atau outsourcing yang merugikan buruh. Sejumlah buruh yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja sepihak karena sistem yang buruk itu juga ikut dalam demonstrasi.
Buruh dan mahasiswa kemudian melanjutkan aksinya ke Kantor Bupati dan Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja sambil membawa berbagai spanduk dan poster.
IKA NINGTYAS
Topik Terhangat:
Harga BBM | Susno Duadji | Gaya Sosialita | Ustad Jefry |Caleg
Berita Terpopuler:
Pengedar Sabu itu Ternyata Perwira Berprestasi
VIDEO Susno Duadji: Saya Tak Akan Lari
Jaksa Waspadai Pengawalan Bersenjata Susno
Kolonel ASB Memakai Sabu Sejak 2004
SBY: Harga BBM Naik kalau Ada Dana Kompensasi