TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan penarik becak menggelar aksi menuntut polisi membersihkan Yogyakarta dari aksi premanisme khususnya di tempat wisata. Mereka mengenakan kemeja putih dan caping menutup kepala, membawa becak tanpa penumpang di sepanjang Jalan Malioboro Kamis 11 April 2013. “Jangan sampai preman membuat wisatawan takut datang,” kata peserta aksi Suwignyo Ngadino.
Jalan makin macet ketika penarik becak yang tergabung dalam Paguyuban Becak Malioboro itu mengundang kelompok jathilan Turonggo Mudo Sleman dan menari. Mereka meletakkan poster kecaman premanisme di bagian tempat duduk penumpang.
Aksi itu juga sebagai solidaritas atas terbunuhnya anggota Kopassus Serka Heru Santosa di Hugo’s Café yang berbuntut penyerangan 11 anggota Kopassus Kandang Menjangan yang menewaskan empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan Sleman. “Jangan sampai membawa kesan Yogya tidak aman dan wisatawan takut datang. Banyak yang terkena dampak karena Yogya kota wisata,” kata Suwignyo.
Tapi pedagang kaki lima Malioboro yang juga ikut dalam aksi itu malah mengaku selama ini tidak pernah menjadi korban aksi premanisme. Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Yogyakarta (PPKLY) Malioboro Rudiarto, selama ini dia tidak pernah menerima laporan ada anggotanyanya yang diperas atau dipaksa memberi uang untuk jatah preman. “Selama ini relatif aman dan tak ada laporan pemerasan pada pedagang,” kata dia.
Kampanye anti-premanisme di Yogyakarta lewat spanduk maupun aksi jalanan meresahkan warga Nusa Tenggara Timur di Yogyakarta. Sesepuh Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Nusa Tenggara Timur, Daniel Damaledo menyayangkan pemasangan ratusan spanduk anti-premanisme di sejumlah ruas jalan karena memanaskan suasana. "Spanduk itu memberi kesan negara ini bar-bar. Mereka yang membunuh bisa langsung dihabisi dengan cara apapun," kata dia kepada Tempo, Rabu malam 10 April 2013.
PRIBADI WICAKSONO | SHINTA MAHARANI
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas
Berita lainnya:
Buat Akun Twitter, SBY Belum Targetkan Followers
Spanduk Pro-Kopassus Bertebaran di Yogyakarta
Aktif di Twitter, Ini Pesan Anggota DPR untuk SBY
Pargono Terus Meneror, Asep Hendro Pasrah