TEMPO.CO , Jakarta:Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat mencopot Mayor Jenderal Hardiono Saroso sebagai Panglima Kodam IV Diponegoro. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Rukman Ahmad mengatakan Hardiono bakal ditarik ke markas besar. “Dia dimutasi jadi staf Markas Besar TNI AD,” kata Rukman saat dihubungi, kemarin.
Pencopotan ini diduga kuat terkait penyerangan belasan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup II Kandang Menjangan, Kartasura, ke Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabdu dua pekan lalu. Empat tahanan yang diduga menjadi pelaku pembunuhan Sersan Kepala Heru Santoso, anggota Kopassus, tewas ditembak personel pasukan elit TNI Angkatan Darat itu.
Tak lama setelah pembantaian itu Hardiono menyangkal anak buahnya terlibat. Nyatanya, Ketua Tim Investigasi TNI AD, Brigadir Jenderal Unggul K. Yudhoyono, mengatakan sembilan personel Kandang Menjangan berpangkat tamtama dan bintara mengakui telah menyerang Cebongan. Toh Rukman Ahmad membatah pencopotan Hardiono karena kasus Cebongan.
Lalu siapa pengganti Hardiono?