TEMPO.CO, Jember - Sedikitnya 30 orang pedagang asongan, Selasa, 2 April 2013, berunjuk rasa di Stasiun Kereta Api Jember, Jawa Timur. Mereka berusaha menemui pejabat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional IX Jember.
Mereka mengeluhkan perubahan stasiun pemberhentian kereta api yang diberlakukan PT KAI sejak Senin, 1 April 2013. “Seperti KA Logawa dan KA Probowangi sejak kemarin tidak lagi berhenti di Stasiun Klakah dan Rambipuji," kata seorang pedagang asongan, Asmiyati.
Kebijakan perubahan pemberhentian kereta api dinilai mengurangi penghasilan para pedagang asongan. Selain itu, PT KAI juga melarang mereka berjualan di dalam kereta. "Kami harus berjualan di mana?” ujar Asmiyati.
”Tolonglah rakyat kecil," ucap Hardiyah, pedagang keripik pisang yang biasa mangkal di Stasiun Klakah, Kabupaten Lumajang.
Karena kereta api kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif tidak lagi berhenti di stasiun Rambipuji (Jember), dan Stasiun Klakah (Lumajang), para pedagang asongan di dua statsiun itu harus keluarkan biaya untuk membayar angkutan umum untuk menuju ke Stasiun Tanggul.
Kepala Humas PT KAI Daop IX Jember Gatut Sutiyatmoko mengatakan, perubahan pemberhentian kereta api sudah menjadi keputusan direksi PT KAI. "Kami hanya melaksanakan tugas dan aturan yang sudah menjadi keputusan," ucapnya.
Meski begitu, untuk hari ini para pedagang asongan masih diberi toleransi untuk berjualan di atas kereta api. Namun, mulai besok, mereka dilarang berjualan lagi. "Sebagai solusi, kami akan fasilitasi bapak-ibu sekalian ikut Balai Latihan Kerja. Kami juga akan memberi modal usaha setelah kami bicarakan dengan manajemen PT KAI," tutur Gatut.
MAHBUB DJUNAIDY
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman|| Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Baca juga:
Pelaku Penyerangan Penjara Sleman Mulai Terkuak
Ini Jadwal Pemadaman Listrik di Jakarta
Ki Joko Bodo Punya Pacar di Tiap Provinsi?
Notes Idjon Djambi Dipatahkan Sipir LP Cebongan