TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Ketua Dewan Pakar Partai Nasional Demokrat Harry Tanoesoedibjo sebenarnya menginginkan pengurus partai itu diisi oleh banyak anak muda. Dia menginginkan tokoh-tokoh senior di Partai NasDem hanya memberikan supervisi kepada pengurus partai dalam menjalankan visi gerakan perubahan.
"Biarlah pemuda yang memimpin," kata Harry saat jumpa pers soal pengunduran dirinya di Jalan Diponogoro, Jakarta, Senin, 21 Januari 2013. Harry menyatakan, sebanyak 70 persen penduduk Indonesia berusia di bawah 40 tahun dan berada di usia produktif. "Penentu bangsa adalah generasi muda," kata Harry.
Harapan perubahan ini, kata Harry, terlihat dari pengurus partai yang terdiri dari kaum muda dari berbagai kalangan seperti kaum profesional, ibu rumah tangga dan akademisi dari kampus. Menurut dia, harapan perubahan ini harus direspons dengan cermat. "Saya sangat mendukung regenerasi," kata dia.
Harry mengakui lebih senang dengan kepengurusan partai yang sekarang. Menurut bos Grup MNC ini, dalam verifikasi administrasi dan faktual di Komisi Pemilihan Umum NasDem dinyatakan sebagai yang paling tertib. Menurut dia, ini menunjukkan betapa militan dan sempurnanya partai ini. Dia khawatir pengambilalihan dan perombakan susunan pengurus oleh Surya Paloh justru membuat upaya ini tidak maksimal. "Ini yang menyebabkan kami memutuskan mundur," kata dia.
Harry menegaskan, dia tetap akan menjalankan gerakan perubahan seperti gagasan NasDem. Menurut dia, idealisme untuk gagasan ini mesti tetap berlanjut. Hanya saja, kata bos Grup MNC ini, dia sedang memikirkan wadah apa yang bisa dia pakai. "Bentuk apa yang dipakai untuk menjalankan visi ini," kata dia.
WAYAN AGUS PURNOMO