TEMPO.CO, Tuban - Padi lokal jenis Pendok kini mulai langka ditanam oleh petani di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Tanaman asli Tuban yang dahulu jadi konsumsi para priyayi ini hanya ditanam petani tak lebih dari tujuh hektare.
Padi Pendok dikenal ditanam di Kecamatan Soko, terutama di Desa Pandan Wangi dan Desa Sanding. Kemudian di Kecamatan Rengel berada di Desa Karang Tinono. Sayang, di desa-desa itu, sawah yang disediakan untuk padi berbau wangi ini tak lebih dari tujuh hektare. Padahal, di tahun sekitar 1975 hingga 1985-an, daerah tersebut jadi andalan produksi pandi Pendok. Biasanya, padi ini sudah jadi pesanan dari luar kota.
Di pasaran, beras Pendok harganya antara Rp 17 ribu hingga 20 ribu per kilogram. Namun, untuk mendapatkan beras ini juga cukup sulit, termasuk di Tuban. Meskipun harus memesan terlebih dahulu ke petani di Kecamatan Soko dan di beberapa pedagang di Pasar Rengel. “Ya, harus pesan dahulu karena langka,” ujar Kepala Desa Rengel, Mohamad Mokhtar, Selasa, 15 Januari 2013.
Beras Pendok dicari banyak orang karena kualitasnya. Mulai dari baunya yang mengeluarkan aroma khas, yaitu harum. Kemudian rasanya juga punel, kenyal, dan ada rasa manis, hampir mirip beras Pandan Wangi atau beras Rojolele. Sedangkan bentuk berasnya bulat dengan warna putih gading. Batang beras Pendok mempunyai tinggi sekitar satu meter. Umurnya sekitar 110 hari dihitung dari masa tanam sekitar 90 hari. Ciri khas utama padi Pendok yaitu jika berbuah ada tumbuh bulu di sekitar bulir padi.
Kelemahannya dari padi lokal ini, di antaranya tidak tahan terhadap hama. Kemudian, batang padi juga rentan roboh sehingga kerap ambruk jika terjadi angin kencang. Selain itu, produksi padi Pendok juga terbatas sekitar 4 ton per hektare. Jumlah ini berbeda jauh dengan varietas padi lainnya, seperti jenis Ciherang, C-4, dan jenis padi lainnya, yang rata-rata bisa menghasilkan antara 8 hingga 10 ton per hektare.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Tuban Sudarmadji mengatakan, padi Pendok memang sudah langka di daerahnya. Padahal, padi ini punya prospek yang bagus jika petani ingin menanamnya karena harganya yang mahal dan banyak dicari orang. “Tapi di Tuban petani jarang ada yang mau menanam,” ujarnya.
Dia menyebut, Pemerintah Kabupaten Tuban kini tengah mengembangkan jenis padi ini. Di antaranya membuat lahan percontohan untuk padi Pendok seluas 5000 meter persegi. Lokasinya berada di Kelurahan Latsari, Kota Tuban. Sedangkan benih padi Pendok dibawa dari petani di Kecamatan Soko, Tuban.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah tertarik membawa oleh-oleh padi Pendok ketika berkunjung ke Tuban pada tahun 2009. Saat pulang, Bupati Tuban, ketika itu dijabat Haeny Relawati Widiastuti, memberi oleh-oleh beras Pendok sebanyak satu kuintal beras kepada Presiden SBY.
SUJATMIKO