TEMPO.CO, Yogyakarta - Sisa dana APBN 2012 untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-erupsi Merapi senilai Rp 60 miliar terancam hangus. Dana tersebut semestinya dipakai untuk membangun infrastruktur berupa hunian tetap bagi 665 kepala keluarga di kawasan Merapi di wilayah kabupaten Sleman yang menolak direlokasi. Mereka masih kukuh untuk menempati areal di kawasan Merapi yang masuk kawasan rawan bencana III yang seharusnya tak boleh dihuni lagi.
"Kami beri batas waktu hingga pertengahan tahun ini. Kalau mereka tidak mau turun, ya dana itu harus dikembalikan ke pusat. Hangus," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi saat dihubungi Tempo, Selasa, 8 Januari 2013.
Gatot yang saat dihubungi tengah berada di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta itu mengatakan pihaknya tengah mengupayakan agar sisa dana rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut dapat digunakan pada 2013 ini. "Kami masih mengupayakan administrasi yang benar. Apakah masih bisa digunakan atau tidak," kata Gatot.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY, Rani Sjamsinarsi, menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki sampai saat ini memang masih ada 665 kepala keluarga korban erupsi Merapi 2010 yang menolak direlokasi. Menurut warga, kawasan KRB III yang kembali dihuni tersebut dinilai sudah cukup aman karena berada di lokasi yang berbatasan dengan daerah aman. "Mereka itu khawatir lahan lamanya akan diambil haknya oleh pemerintah. Sedangkan di lokasi baru khawatir tidak bisa mengembangkan ekonominya yang sudah bangkit," kata Rani.
Berdasarkan data awal, dari 3.023 KK korban erupsi Merapi yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan dana stimulan sebanyak 2.739 Kepala Keluarga (KK). Sedangkan hingga 31 Desember 2012 sudah dibangun hunian tetap bagi korban erupsi Merapi untuk 2.083 KK.
Sementara itu, dana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-erupsi Merapi untuk tahun anggaran 2013 senilai sekitar Rp 400 miliar belum turun. Dana tersebut masih dalam pembahasan di tingkat DPR. Dana tersebut tidak akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur lagi, melainkan untuk penguatan sektor ekonomi dan sosial masyarakat korban erupsi Merapi. "Jadi, 2013 ini kami fokuskan pada pembiayaan untuk livehood-nya," kata Gatot.
Penguatan sektor ekonomi dan sosial yang dimaksud, antara lain berkaitan dengan pengelolaan sampah agar bisa menambah penghasilan ekonomi warga, juga pengelolaan peternakan sapi.
PITO AGUSTIN RUDIANA