Iklan
TEMPO Interaktif, Indramayu: Tim sukses Wiranto-Wahid di Kabupaten Indramayu menolak keras diadakannya pemilihan umum presiden (pilpres) ulang di Mahad Al Zaytun. "Hanya karena pasangan Wiranto-Wahid banyak memperoleh suara di Mahad, itu bukan berarti perlu dilakukan pilpres ulang," kata Jukri, Koordinator Logistik dan Dana tim sukses Wiranto-Wahid di Indramayu, Selasa (20/7).Menurut Jukri, adanya gerakan massa yang terus menerus menuntut pilpres ulang di Al Zaytun bukanlah kehendak masyarakat Indramayu, khususnya masyarakat Kecamatan Gantar, melainkan datang dari kelompok yang merasa penasaran lantaran suaran calonya kalah di Mahad itu. Penolakan pilpres ulang di Al Zaytun itu juga datang dari kubu Mega-Hasyim. Menurut Ketua tim sukses Mega-Hasyim Kabupaten Indramayu, Eri Isnaeni, SH, yang diperlukan adalah penyelidikan dan pengusutan penggelembungan suara di Mahad itu, bukan pilpres ulang. "Jika sudah ditemukan adanya indikasi pelanggaran, seharusnya KPU membatalkan hasil pemungutan suara di pesantren itu," kata Eri.Warsono, warga Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, menyatakan, pilpres ulang di Mahad Al Zaytun merupakan hal sia-sia. "Lebih baik uangnya digunakan untuk keperluan masyarakat, terutama masyarakat Desa Mekarjaya yang sedang dilanda kekeringan karena memasuki musim kemarau," kata Warsono. Lagipula, katanya, pasangan Wiranto-Wahid sudah dinyatakan kalah dan tidak masuk ke putaran dua, sehingga uang yang akan digunakan untuk pilpres akan mubazir. Hal senada dengan Warsono juga dikatakan seorang pekerja Al Zaytun yang enggan disebutkan namanya. "Sebaiknya, uang yang akan digunakan untuk pilpres ulang di Mahad Al Zaytun dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Mubazir jika digunakan untuk pilpres ulang, toh Wiranto sudah kalah dan tidak masuk ke putaran dua," katanya. Pekerja di Al Zaytun juga membantah, jika Syech Panji Gumilang dikatakan menyuruh karyawan, santri dan guru untuk memilih pasangan Wiranto-Wahid pada pilpres lalu. Menyinggung sumbangan yang diberikan oleh Wiranto ke Mahad Al Zaytun, dirinya bahkan mengatakan, Presiden Megawati lewat Kepala BIN, Hendropriyono juga menyumbangkan dananya untuk membangun gedung belajar. Ivansyah - Tempo News Room
Iklan
