Tempo.Co, Bojonegoro - Kabupaten Bojonegoro rugi sekitar Rp 16,3 miliar. “Ini masih kerugian sementara,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto, kepada Tempo, Senin, 7 Januari 2013. Angka kerugian itu akan terus bertambah mengingat pendataan belum selesai.
Kerugian tertinggi dialami sektor pertanian karena sebagian besar lahan pertanian tengah memasuki masa panen. Areal pertanian yang terendam banjir sekitar 4.800 hektare lebih, terutama persawahan yang lokasinya berada di sepanjang Bengawan Solo. Seperti di Kecamatan Kalitidu, Kanor, Trucuk, Kapas, dan sebagian di Dander. Sebagian besar lahan ditanami padi, kacang, dan cabe.
Untuk menekan kerugian, sebagian besar petani panen lebih dini. ”Kami panen dulu, biar tidak rugi,” kata Marto, penduduk Kali Anyar Kecamata Kapas, Bojonegoro. Namun, panen paksa ini mengakibatkan harga gabah jadi turun. Gabah yang biasa dijual Rp3000- Rp 3.500 per kilogram turun di bawah Rp 3.000.
Banjir diperkirakan masih akan merendam Bojonegoro. Kawasan hulu Bengawan Solo, seperti Solo dan Sragen, Jawa Tengah, dan Kabupaten Ngawi masih banjir.
SUJATMIKO