TEMPO.CO, Bandung - Komunitas pencinta ide-ide demokrasi Gus Dur atau Gusdurian Bandung mendekarasikan pendirian Gus Dur Center Kota Bandung Ahad 30 Desember 2012. Deklarasi dilakukan di gedung bersejarah, Gedung Indonesia Menggugat.
"Kami siap menerima pengaduan dan memperjuangkan aspirasi kaum minoritas seperti kaum Ahmadiyah, warga Tionghoa yang tertindas," ujar Edi Kartiwa Ketua Gus Dur Center Kota Bandung. Gusdur Center, ia melanjutkan, juga akan bersinergi dengan Pemerintah Kota Bandung untuk memelihara kerukunan beragama dan budaya di Bandung.
Menurut Edi, hingga kini ada ribuan Gusdurian di seluruh Bandung. Mereka dipastikan mendukung pendirian Gusdur Center Bandung. "Aktivis organik Gusdur Center Bandung sendiri kini sekitar 30 orang. Markas kami sementara di Jalan Mijil 12, kawasan Turangga," katanya.
Deklarasi dihadiri beberapa tokoh Kota Bandung dan Jawa Barat seperti eksponen 66 Tjetje Padmadinata, Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda, dan KH Maman Imanulhaq, pimpinan Pondok Pesantren Al Mizan, Majalengka. Maman hadir sekaligus mewakili keluarga mendiang KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Mewakili Shinta Nuriyah Wahid, istri mendiang Gus Dur, Maman sempat didapuk memberikan sambutan. Ia menuturkan pengalamannya saat berkarib dengan Gus Dur semasa hidup. Maman juga sempat menuturkan saat-saat Gus Dur dilengserkan dari kursi Presiden dan hendak meninggalkan Istana Negara.
Sebelum meninggalkan Istana, kata dia, cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari itu sempat menitah Jenderal Luhut Panjaitan untuk meminta surat dari Lurah Gambir, Jakarta Pusat. Isinya, permintaan agar Gus Dur meninggalkan Istana Negara.
"Alasannya kata Gusdur, supaya kelak di akhirat bisa menjawab ketika dimintai pertanggungjawaban kenapa meninggalkan tanggungjawab dan Istana Negara. Jawabannya ya karena ada surat permintaan dari Lurah Gambir. Karena Gus Dur tak bersalah secara hukum,"kata Maman.
Maman pun mengapresiasi pendirian Gus Dur Center Bandung. Sebab masa transisi demokrasi di Tanah Air, kata dia, kini tengah diuji apakah bisa mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Gus Dur Center Bandung dia harap bisa menyosialisasikan pemikiran demokrasi dan budaya pluralis Gus Dur
"Seperti amanat Gus Dur, negeri ini akan hancur bila melupakan identitasnya sebagai negeri pluralis. Negara ini akan hancur bila gagal memberantas kebejatan moral. Moralitas yang paling bejat adalah korupsi, mental korup,"katanya.
Begitupun Ayi Vivananda. "Saya apresiasi Gusdur Center karena bisa menjadi bursa pikiran ide demokrasi serta semangat dialog dan toleransi. Gusdur Center nisa menjadi mitra kami untuk memperkuat konsep Bandung kota agamis,"kata Wakil Walikota Bandung.
ERICK P. HARDI