TEMPO.CO , Sleman, DIY: Kasus perselingkuhan di Daerah Istimewa Yogyakarta tergolong tinggi. Dalam satu tahun tercatat ada 84 kasus perselingkuhan yang dilaporkan. Namun, angka itu diperkirakan bisa lebih banyak lagi karena masih banyak yang tidak melapor.
"Angka perselingkuhan ini cenderung meningkat," kata Direktur Women Crisis Center (WCC) Rifka Annisa Yogyakarta, Suharti, Senin, 10 Desember 2012.
Kasus perselingkuhan ini terjadi di semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali oleh para pejabat. Namun, memang tidak ada angka yang pasti untuk kasus perselingkuhaan yang melibatkan pejabat. Selentingannya ada namun tidak ada yang berani melaporkan.
Berdasarkan data di Rifka Annisa Yogyakarta, kasus perselingkuhan mencapai 252 kasus. Kasus ini dihitung sejak 2010. Pada 2010 ada 85 kasus, pada 2011 ada 83 kasus. Dan, hingga November 2012 ada 84 kasus perselingkuhan yang dilaporkan.
Secara umum, kasus-kasus yang dilaporkan ke Rifka Annisa pada 2010 ada 316 kasus dan pada 2012 turun menjadi 239 kasus. Kasus ini, selain perselingkuhan, juga ada kasus nikah siri, kekerasan dalam rumah tangga, dan lain-lain. "Kasus tertinggi berada di Kabupaten Gunung Kidul," kata dia.
Rani Pribadi, Manager Aksara, lembaga yang menangani permasalahan perempuan dan anak, menambahkan bahwa perselingkuhan di Daerah Istimewa Yogyakarta semakin mengkhawatirkan. Perselingkuhan karena banyak faktor, antara lain gaji istri lebih tinggi dari suami atau cinta lama bersemi kembali.
"Sebenarnya untuk memulai berumah tangga itu harus kembali ke komitmen awal membangun rumah tangga yang bahagia," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
Terpopuler:
Andi Mallarangeng Terkenal Kikir
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Gaya Mewah Djoko Susilo, Nunun, dan Miranda
Kemenangan Zaki Ubah Peta Politik Keluarga Atut
Mubarok Akui Partai Demokrat Semrawut
Sutan Bhatoegana: Lepas dari Hambalang, Anas Melejit
Penumpang Sriwijaya Air Boikot Pesawat
Ditemukan Daging Sapi ''Jadi-jadian'' di Kebayoran
SBY Tak ''Sentil'' Anas di Cikeas
Pengacara Nazaruddin: Anas Jelas Terlibat