TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pembina Indonesia Maritim Institute (MI) Dietrich Bengen mengatakan, adopsi pulau oleh pihak swasta menjadi salah satu cara penguatan potensi pulau-pulau kecil di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adopsi itu juga sebagai upaya mengangkat potensi yang terdapat di pulau kecil.
Selain potensi kekayaan laut, salah satu bentuk perhatian kepada pulau kecil bisa dengan menggandeng masyarakat lokal mengelola pulau itu sendiri. "Sehingga mereka punya kebanggaan untuk mengelola pulaunya. Masa depan pulau tergantung masyarakatnya," kata Dietrich di Jakarta, Senin, 26 November 2012.
Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan, Agus Dermawan, menjelaskan, sangat dibutuhkan perhatian yang besar bagi masyarakat di pulau-pulau kecil.
"Misalnya saja, setiap tanggal 17 Agustus, Kementerian punya program untuk merayakan 17-an di pulau-pulau kecil, sekaligus membawa program-program untuk dimasukkan ke pulau itu," katanya.
Menurut Agus, kegiatan itu untuk menunjukkan perhatian kita kepada pulau-pulau kecil itu. "Mereka bagian dari negara kita, perlu perhatian besar dari pemerintah pusat dan daerah," katanya.
Perhatian itu salah satunya adalah kebijakan anggaran politik untuk infrastruktur dan pembangunan masyarakat pulau. Hingga tahun 2014 mendatang, Kementerian Kelautan dan perikanan mempunyai target 200 pulau untuk diberi nama.
"Per tahun targetnya 30-60 pulau yang kita kelola," kata Agus. Pulau-pulau itu merupakan pulau yang diprioritaskan dikelola lebih dahulu, termasuk pemberian nama.
AMADEA PRANASTITI