TEMPO.CO , Pasuruan: Kebakaran hutan di lereng Gunung Arjuna dan Welirang meluas serta merembet ke kawasan Kabupaten Malang. Sebelumnya, kebakaran hutan hanya terjadi di wilayah Kabupaten Pasuruan. Awalnya, kebakaran melanda kawasan Taman Hutan Rakyat Raden Soerjo, kini merembet ke hutan industri yang dikelola Perusahaan Umum Perhutani.
"Angin kencang, api sulit dikendalikan," kata Kepala Seksi Pasuruan, Taman Hutan Rakyat Raden Soerjo, Gatot Sundoro, Selasa, 25 September 2012. Total seluas 800 hektare hutan terbakar, 250 hektare hutan yang dikelola Perusahaan Umum Perhutani, dan selebihnya berada di kawasan Taman Hutan Rakyat. Berbagai upaya dilakukan untuk memadamkan api. Petugas Taman Hutan Rakyat bersama relawan dan warga sekitar hutan di Prigen Kabupaten Pasuruan bergotong royong memadamkan api.
Warga menggunakan alat seadanya menuju lokasi kebakaran untuk memadamkan api. Petugas kesulitan memadakan api karena tak bisa menjangkau lokasi. Selain jauh, medan berat jalan setapak dan lokasinya di jurang. Kemiringan tanah mencapai 60 hingga 90 derajat. Namun, api sulit dikendalikan dan terus membesar. Selama dua bulan terakhir, sudah terjadi 20 kali kebakaran.
Kebakaran diduga disebabkan perburuan liar, pelaku membakar hutan agar satwa turun dan mudah ditembak atau dijebak. Selain itu, juga pembukaan lahan di kawasan konservasi sehingga menyebabkan hutan berupa savana dan vegetasi alami terbakar. Gatot berharap aktivitas warga di kawasan hutan dibatasi. Khusus untuk penelitian dan kegiatan pendidikan.
Sedangkan pendakian dan aktivitas lain yang membahayakan kawasan agar dikendalikan.
Kawasan Taman Hutan Rakyat ditumbuhi aneka vegetasi meliputi tanaman endemik Jawa, seperti Pasang, Nyampuh, Sumbung, Gempur Gunung, dan Manisrejo. Taman seluas 28 ribu hektare ini meliputi wilayah Mojokerto, Malang, Jombang, Pasuruan, dan Batu.
Sekretaris Gabungan Kelompok Tani Taman Hutan Rakyat Alam Lestari, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, MH Dardiri, menjelaskan sekitar 200 warga membantu memadamkan api. Namun, angin kencang menyebabkan api membesar dan sulit dikenalikan. "Api menjulang hingga 7 meter," katanya.
Pemadaman api menggunakan peralatan sederhana dan membuat sekat api untuk pemadaman. Para relawan, kata dia, akhirnya menyerah dan memilih kembali ke kampung. Pemadaman api bakal dilanjutkan kembali hari ini.
EKO WIDIANTO
Terpopuler:
Teroris Aceh Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara
Tekan Kematian Bayi, Kemampuan Paraji Ditingkatkan
Seluruh Ijazah Guru di Banten Akan Diperiksa Ulang
Pembina Pramuka Harus Bersertifikat
Iklan Rokok di Kawasan Pendidikan Diprotes