TEMPO.CO, Lumajang - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, saat ini sedang mengkaji pemasangan alat pemecah gelombang di kawasan pantai selatan di Kecamatan Tempursari. "Saat ini kami masih terus berkoordinasi dengan beberapa instansi lainnya," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Nugroho Dwi Atmoko, Rabu, 12 September 2012.
Menurut Nugroho, jenis penahan gelombang yang akan dipasang juga sedang dikaji untuk menentukan jenis maupun teknologinya. Di antaranya berupa balok-balok beton yang dipasang di sepanjang pantai. Bentuk lainnya dalam bentuk lajur tangga yang menjorok ke laut, atau berupa beton tripod yang dipasang secara acak. "Yang jelas, fungsinya untuk melindungi kapal nelayan yang hendak bersandar di dermaga dari terjangan gelombang," ujarnya.
Nugroho menjelaskan bahwa pemasangan pemecah gelombang tersebut berdasarkan usulan dari nelayan setempat. Sebab gelombang laut di pantai selatan sangat besar.
Selain mengamankan aktivitas nelayan, pemasangan pemecah gelombang tersebut sekaligus berfungsi sebagai fasiltas pariwisata. Bahkan juga bisa menunjang sector pertanian. Sebab akibat gerusan gelombang lahan pertanian di sepanjang kawasan pantai selatan tidak bisa ditanami padi maupun palawija.
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang, Hendro Wahyono, mengatakan pemecah gelombang sangat diperlukan bagi warga di pesisir pantai selatan Lumajang. "Beberapa kajian sudah dilakukan yang menyebutkan kawasan pantai selatan paling potensial terkena bencana, terutama tsunami," ucapnya.
Selain pemecah gelombang, kata Hendro, pihaknya sudah mengusulkan sejumlah lokasi evakuasi warga ketika terjadi bencana tsunami. Di sejumlah lokasi evakuasi tersebut nantinya akan dibuat semacam shelter untuk tempat berlindung warga.
DAVID PRIYASIDHARTA