TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh menyatakan, heran soal penolakan uji ulang kompetensi guru. Uji ulang itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidik. "Alasannya (penolakan) nggak masuk akal, di check up gratis kok nggak mau," ujarnya di Bandung, Sabtu, 28 Juli 2012.
Menurut Nuh, uji ulang kompetensi guru itu sebagian besar dilakukan secara online. Selain untuk menghemat anggaran tes, cara itu dipakai agar para guru juga terbiasa dengan teknologi. "Pada daerah yang susah jaringan internet, ujian dilakukan offline," katanya.
Pemerintah menjadwalkan uji ulang kompetensi guru bagi 1.020.000 pendidik bersertifikasi pada 30 Juli hingga 12 Agustus 2012. Namum kebijakan kementerian itu ditolak sejumlah kalangan guru.
Federasi Serikat Guru Indonesia menilai tes ulang itu menghamburkan biaya. Sedangkan Federasi Guru Independen Indonesia mendesak pemerintah untuk menguji kompetensi 1,8 juta guru yang belum bersertifikat.
Nuh sebelumnya membantah tudingan biaya besar. Penghematan dengan cara tes online disebutnya hanya berbiaya Rp 50 ribu per guru. Biaya itu ditanggung pemerintah. "Tes itu gratis, kok nggak mau," ujarnya setelah memberi kuliah umum mahasiswa baru ITB hari ini.
Nuh menjelaskan, uji ulang kompetensi itu ibarat pemeriksaan kesehatan tubuh. "Bagaimana jantungnya, paru-parunya, kan nanti bisa memperbaiki diri," kata dia. Ditanya soal kemungkinan adanya sanksi bagi para guru yang menolak uji ulang itu, Nuh tak menjawab.
ANWAR SISWADI