TEMPO.CO, Semarang- Membawa selembar poster dan bendera merah putih, Kasdi, istri, dan kedua anaknya tengah duduk-duduk di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Jawa Tengah, Kamis 26 Juli 2012. Warga Sayung, Kabupaten Demak, itu memprotes proses hukum yang menimpa anaknya, Sardi.
Kasdi menyatakan anaknya dijebak oleh dua polisi Semarang, Afiyanto dan Triono. Sardi disuruh membelikan ganja. "Pakai uang polisi itu," katanya terbata-bata. Tapi polisi itu tak mau menerima, sehingga Sardi membuang ganja itu.
Lima menit kemudian, polisi lain menangkap Sardi. “Afiyanto yang menunjukkan barang buktinya,” kata Kasdi. Sardi disiksa agar mau mengakui kepemilikan ganja itu. Di tahanan, kata Kasdi, Afiyanto sempat datang. Namun bukan menolong, ia malah menghajar Sardi.
Dengan mata berkaca-kaca, Kasdi membawa bukti foto penyiksaan anaknya. Dalam foto itu, jempol tangan dan jempol kaki anaknya tampak mengelupas. “Ini akibat tindihan kaki kursi yang diduduki penyidik,” kata Kasdi.
Dia heran mengapa hanya anaknya yang ditangkap dan diadili. Padahal uang pembelian ganja itu diperoleh dari polisi, yang belakangan diketahui dari Satuan Sabhara, tapi mengaku dari satuan narkoba. Kasdi mengaku sedih, proses hukum anaknya tak adil. Rumahnya, yang berada di Sayung, dijual untuk mengurus Sardi dan membayar pengacara, tapi vonis yang dijatuhkan tetap lima tahun penjara. Padahal harga ganja itu hanya Rp 100 ribu. Kasdi pun mengajukan banding.
Bekas kuasa hukum Kasdi, Agus Supriyanto, menyatakan, kalau benar polisi ingin mengusut kasus ganja, penjualnya harus ditangkap. “Ini yang diproses hanya Sardi,” katanya. "Padahal Sardi tak memiliki ganja, hanya disuruh membelikan dan dijebak."
Kepala Satuan Narkoba Kepolisian Kota Besar Semarang Ajun Komisaris Besar Djoko Tjahyono membantah pernyataan Kasdi. “Sudah prosedural," kata dia. Apalagi, dia menambahkan, sudah ada barang bukti, sehingga kasus itu diproses dan dimasukkan dalam berkas untuk diadili di pengadilan. "Itu biasa, pembelaan dia. Padahal kan sudah divonis. Kalau merasa keberatan dengan vonis itu, jangan protes ke kami,” kata Djoko, menanggapi aksi Kasdi.
ROFIUDDIN