TEMPO.CO, Timika - Sedikitnya 13 warga Kelurahan Harapan, Kwamki Lama, dilarikan ke rumah sakit karena terkena anak panah, Sabtu, 2 Juni 2012.
Menurut Etinus, warga Kampung Amole, jumlah warga kampungnya yang terkena anak panah sebanyak lima orang, sedangkan warga kampung Harapan yang terluka sebanyak delapan orang. "Semua luka kena panah," kata Etinus.
Kepolisian Resor Mimika berusaha membawa korban luka ke rumah sakit melewati jalan pintas karena perbatasan antar-kampung yang bersebelahan ini masih dipakai sebagai ajang baku panah.
Kepala Kepolisian Resor Mimika, Ajun Komisaris Besar Polisi Denny Edward Siregar, didampingi sejumlah tokoh adat berupaya menenangkan kelompok yang bertikai. "Saya minta warga tenang dan menyerahkan persoalan ini ke polisi. Kami membutuhkan waktu untuk memproses kematian warga yang meninggal dunia akibat lakalantas (kecelakaan lalu lintas)," kata Denny.
Sejumlah aparat kepolisian disiagakan di perbatasan kedua kampung untuk menghindari konflik terbuka antar-warga.
Baca Juga:
Konflik antar-warga ini dipicu kematian warga Kampung Harapan, Ronny Alomang, dalam sebuah kecelakaan pada 21 Mei 2012 lalu. Kematian ini memicu keluarga korban menghendaki penyelesaian adat.
Kematian Ronny sebenarnya sudah ditangani Polres Mimika, tapi batas waktu seminggu yang dikehendaki keluarga korban tidak dapat dipenuhi polisi.
Kedua kelompok warga beberapa hari lalu sudah mulai saling memanasi. Pada Sabtu siang, keduanya terlibat konflik terbuka.
Anggota DPRD Mimika yang juga panglima perang Kwamki Lama, Elminus Mom, meminta pemerintah daerah segera turun tangan.
“Jangan sampai konflik ini berkembang terus dan merugikan masyarakat,” kata Elminus.
Hingga Sabtu petang kedua kelompok warga masih saling berjaga. Sejumlah aparat kepolisian terus disiagakan di lokasi konflik.
TJAHJONO EP
Berita lain:
Warga Kwamki Lama Perang Panah
Setelah Inter Milan, Giliran Everton ke Indonesia
“Tere Beda dengan Angie”
Kaos A. J. McLean: Damn! I Love Indonesia
Tere di Mata Nurul Arifin