TEMPO.CO, Subang - Tanggul Situ Saradan di Kampung Desa Nagrog Jaya, Desa Sukamulya, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat, jebol setelah diguyur hujan deras yang terjadi sepanjang Selasa sore hingga menjelang tengah malam, 3 April 2012. Tiga warga Desa Sukamulya dan Desa Jati dikabarkan hanyut terbawa arus.
Keterangan yang dihimpun Tempo menyebutkan tanggul terbesar di Subang sepanjang sepuluh meteran dengan ketebalan lima meter dan tinggi tujuh meter itu jebol sekitar pukul 21.00.
"Saat hujan lagi deras-derasnya, tiba-tiba terdengar gemuruh dan ledakan yang sangat keras, lalu sekonyong-konyong terdengar gelombang air besar memporakporandakan apa saja yang ada di balik tanggul," kata Yono, warga Nagrog Jaya yang berada persis di balik tanggul yang jebol.
Tiga warga tewas hingga hari ini belum ditemukan. Puluhan rumah penduduk di Sukamulya, Jati, dan Simpar terendam bahkan roboh akibat terjangan banjir bandang. Kolam ikan yang siap panen sekitar dua ton juga raib terbawa hanyut. "Kerugian Rp 50 jutaan," kata Yono, pemilik ikan.
Sartini, yang tinggal di pinggir bantaran Kali Cinala, Kampung Rancabogo, Desa Sukamulya, yang berjarak tiga kilometer dari Situ Saradan, rumahnya roboh setelah terendam air hingga ketinggian 2,5 meter. "Beruntung kami dapat menyelamat anak dan neneknya, tapi tak satu pun barang milik kami yang bisa diselamatkan," kata Sartini.
Dadang Kosasih, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Subang yang ikut dalam evakuasi korban banjir bandang Situ Saradan, mengatakan belum menemukan tiga warga yang dikabarkan hilang terseret arus air Kali Cinalan. "Kabar hanyutnya tiga warga itu masih simpang siur. Tapi kami masih terus melakukan upaya pencarian," kata Dadang.
Saad Abdul Gani, Asisten I Bidang Pemerintahan Pemerintah Kabupaten Subang menyatakan, akibat musibah itu, 40 rumah terendam banjir. Penduduk masih mengungsi. "Kami segera ke lokasi untuk memberikan bantuan," kata Abdul.
NANANG SUTISNA