TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 656 ruang kelas SD, SMP dan SLTA di Kabupaten Lebak, Banten, saat ini kondisinya rusak. Karena keterbatasan anggaran, Pemerintah Kabupaten Lebak pada 2012 ini baru merencanakan memperbaiki 275 ruang kelas, sedangkan sisanya 381 ruang kelas belum bisa diperbiki.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Ade Nurhikmat menyatakan, penyelesaian perbaikan sekolah rusak ditargetkan akan terselesaikan pada 2014 mendatang. “Kami harapakan, pada 2014 mendatang tidak ada lagi sekolah di Lebak yang rusak,” kata Ade Nurhikmat, Senin, 19 Maret 2012.
Untuk 2012 ini, rencana perbaikan ruang kelas yang rusak itu akan mulai dikerjakan setelah kegiatan ujian akhir nasional (UAN) selesai. “Hal itu agar tidak menggangu kegiatan siswa,” kata Ade.
Menurut Ade, rencana perbaikan 275 ruang kelas itu menggunakan dana alokasi khusus (DAK). “Kami masih menunggu juknisnya (petunjuk teknis) dari pemerintah pusat. Namun saat ini tim Dindik Lebak juga tengah melakukan pendataan ulang terhadap ruangan kelas yang akan diperbaiki pada tahun 2012 ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Perencanaan Bidang Program Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Imam Suangsa mengatakan, dari 275 unit ruangan kelas yang akan direhab terdiri dari 111 ruang kelas SD dan 100 kelas SMP serta 64 ruang kelas SMA. “Delapan puluh persen fisik dan dua puluh persennya untuk mutu,” katanya.
Menurut Imam, DAK untuk perbaikan ruang kelas SD sebesar Rp14,7 miliar dan DAK SMP 14,9 miliar. Sementara ruang kelas SMA/SMK Rp7, 6 miliar ditambah untuk ruang kelas SD di Desa tertinggal sebanyak 17 ruang kelas dengan alokasi dana Rp1, 8 miliar.
Menurutnya, alokasi pembangunan 17 RKB SD di daerah tertinggal itu dilakukan pada 10 SD, yakni SD Cibenter kecamatan Cirinten, SDN1 Sindanglaya kecamatan Sobang, SDN 1dan 2 Sukaraja Kecamatan Warunggunung, SDN 3 Sawarna kecamatan Bayah, SDN 1 dan 2 Pasindangan Kecamatan Cileles, SDN1 Maraya Kecamatan Sajira, SDN1 Bintangresmi Kecamatan Cipanas, dan SDN 1 Lebakgedong.
WASI’UL ULUM