TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan 173.344 ruang kelas sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri maupun swasta yang rusak berat akan direhabilitasi tahun ini. "Total anggarannya Rp 15,8 triliun," kata Nuh seusai Rapat Komite Pendidikan di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 14 Februari 2012.
Rapat yang dipimpin Wakil Presiden Boediono itu membahas kepastian pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas yang rusak berat. Rehabilitasi meliputi 132.317 kelas sekolah dasar dan 41.027 kelas sekolah menengah pertama.
Menurut Nuh, biaya rehabilitasi berasal dari sebagian dana Kementerian sebesar Rp 7,8 triliun dan dana alokasi khusus sebesar Rp 8 triliun. Dana itu sudah ditransfer ke kabupaten/kota se-Indonesia. "Minggu ini dana itu berangsur-angsur sudah bisa dikirim ke sekolah-sekolah," ujar Nuh.
Nuh mengatakan pengelolaan dana rehabilitasi itu tak menggunakan tender, melainkan memakai sistem swakelola. "Sehingga sekolah-sekolah bisa langsung membelanjakan dana rehabilitasi itu," katanya. Kementerian sudah memberikan petunjuk teknis pengelolaan dana rehabilitasi, spesifikasi, dan sistem pelaporannya.
Kementerian Pendidikan juga menyiapkan e-monitoring agar setiap sekolah dapat menyampaikan perkembangan rehabilitasi ruang kelas setiap saat. Kementerian sendiri menentukan tiap dua minggu sekali sekolah-sekolah harus menyampaikan laporannya melalui e-monitoring tersebut. "Bisa lewat SMS, bisa juga lewat web atau Internet," katanya.
Dengan sistem pengawasan yang seperti itu, Nuh menyatakan Kementeriannya dapat mengetahui perkembangan rehabilitasi. "Baik dari kondisi fisik lapangannya maupun dari sisi berapa pencairan dana yang sudah dilakukan," ujar Nuh. "Kami menggunakan Google dan langsung bisa kami lihat bagaimana kondisi yang ada di lapangan," ujar Nuh.
PRIHANDOKO