TEMPO Interaktif, Jakarta - Mahasiswa Malang yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Peduli Keadilan menggelar aksi solidaritas untuk Sondang Hutagalung, Senin 12 Desember 2011. Sondang, mahasiswa Universitas Bung Karno, tewas setelah membakar diri di depan Istana Negara. "Aksi Sondang merupakan pukulan bagi pemerintah," kata koordinator aksi, Adi Nugroho.
Ia menilai aksi Sondang merupakan bentuk kekecewaannya terhadap pemerintah yang tak serius memberantas korupsi. Juga mengabaikan hak-hak rakyat atas pendidikan dan kesehatan. Menurut dia, koruptor yang lebih pantas dibakar mati karena telah merugikan negara dan membebani rakyat.
Dalam aksinya di depan gedung Dewan, mereka menggelar aksi teatrikal dan membaca puisi yang menggambarkan buruknya kinerja pemerintahan selama ini. Menurut mereka, masih banyak rakyat tak yang tak mampu menjangkau kesejahteraan dan hidup dalam kemiskinan.
Dalam pernyataan sikapnya Adi menuntut pemerintah menyusun kurikulum antikorupsi, sehingga seluruh pelajar mendapat pendidikan karakter sejak dini menjauhi korupsi. Pendidikan antikorupsi, kata dia, harus diberikan sejak pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas.
Selain itu, juga menuntut aparat penegak hukum menindak aparatur negara yang korup, yakni mereka yang menggunakan dana negara untuk kepentingan pribadi. "Kini korupsi seolah menjadi budaya yang menjangkiti seluruh bagian. Hukum mati koruptor," kata Adi.
Menanggapi aksi para mahasiswa, Ketua Komisi Kesejahteraan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang Cristea Frisdiantara mendukung pemberantasan korupsi. Juga berharap agar pendidikan antikorupsi diterapkan di lembaga pendidikan. "Para pelajar harus dilatih sejak dini," ujarnya.
Ia menyampaikan berbelasungkawa atas kematian Sondang serta berharap kejadian serupa tak terulang.
EKO WIDIANTO