Menurut Wahid membicarakan budaya sebaiknya tanpa melepaskan kejujuran dan kebebasan. Sebab, ketiga unsur ini, kata dia, adalah inti dari budaya dan demokratisasi. “Kalau kita tidak mengenal kebebasan, maka kita tidak bisa bicara keteraturan, keharmonisan, dan demokrasi,” cetusnya.
Kejujuran dan kebebasan menurut kiai Ciganjur itu mutlak jika ingin mengekspresikan budaya. “Kalau kita tidak memiliki kejujuran, maka akan menjadi malapetaka negara bagi warganya. Maka tidak ada kata lain, negara harus jujur memberi kebebasan kepada warganya agar dapat menjalankan aktivitas secara bersama,” ujar.
Ia menambahkan, tanpa adanya kejujuran dan kebebasan, maka tidak ada kebersamaan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Sehingga, hal ini berakibat pada pemenang adalah yang terkuat karena telah mampu menghimpun kekuasaan. “Kebudayaan tanpa kejujuran bukan merupakan sifat budaya karena hal itu hanyalah kiasan kosong yang tidak berarti,” ujarnya. (Jhony Sitorus)